46. Seseorang Yang Kupercaya

126 32 12
                                    

Yuhuuu. Babang Beruang sudah bisa dibaca versi fullnya di Karya Karsa ya.

Dan bantu diriku promo yaaaa.

46. Seseorang Yang Kupercaya

"Rapunzel percayalah, ikutlah denganku keluar dari menara ini."

-- Rapunzel --

“Meneruskan atau membatalkan pertunangan ini?” Rebecca mengulangi ucapan Edgar. Hanya saja dia tidak mengerti apa yang dimaksudkan dalam kata-kata tersebut. Rebecca masih mereka-reka. Membatalkan, berarti mereka berpisah dan menjadi dua manusia yang sama sekali tidak ada hubungan apa-apa. Bahkan mungkin tidak akan saling kenal dan saling sapa lagi. Meneruskan? Apa itu berarti....

“Edgar—“

Suara gaduh terdengar dari ruangan depan, menghentikan percakapan mereka. Rebecca dan Edgar tersentak. Pelukan pun mengendur di saat Alecia berteriak. “Mereka datang! Sudah kamu selesaikan urusannya?”

Edgar seketika teringat masih ada satu hal yang harus dia tangani.

“Siapa?” Rebecca lalu menyadari siapa yang Alecia maksud. Tetapi apa lagi yang harus Edgar selesaikan?

“Becca, dengarkan aku.” Edgar terlihat serius. “Aku bersumpah, tidak akan melakukan hal buruk atau mengambil keuntungan darimu. Atau mencoba menipumu.”

Rebecca masih diam. Tanpa Edgar katakan pun sebenarnya Rebecca sudah sangat menyadari sifat Sir Beruang Buas. Di balik topeng monster mengerikannya, pria ini adalah monster termanis yang pernah Rebecca temui.

“Kita harus membuat surat perjanjian pertunangan serta surat jual beli rumah ini.” Edgar menatap Rebecca yang matanya menyipit. “Dengar, mungkin terdengar tidak masuk akal—“

“Mana surat yang harus kutandatangani?” tanya Rebecca langsung disambut wajah tercenggang Edgar. Sir Beruang sepertinya tidak percaya Rebecca akan langsung setuju.

“Aku tidak akan membohongimu, sungguh, aku bersumpah,” ucap Edgar sekali lagi sambil menatap penuh ke mata Rebecca.

“Ya, aku sudah tahu. Jadi sekarang di mana surat-surat yang harus kita tanda-tangani?” Bibir Rebecca terlihat berkedut kesal. “Cepat!” Alisnya menyatu dengan tatapan tajam. “Kamu tidak mendengar, di luar semakin kacau!”

Dulu mungkin Rebecca akan menaruh curiga akan semua kata-kata dan tindakan Edgar. Namun, sekarang Edgar adalah seseorang yang dapat dia percayai. Meski dia tidak yakin, dia bisa mempercayakan hatinya pada Edgar. Beruang itu tidak menaruh hati padanya, melainkan Anastasia.

Edgar segera mengeluarkan surat-surat yang sedari pagi sudah dibawanya di dalam saku jaketnya. Dia membuka amplop lalu melebarkan kertas berisi surat perjanjian dan dua lembar cek di atas meja makan. Nampan berisi makanan disingkirkan ke sisi lain. Rebecca mengulurkan tangan, menanti. “Pena?” tanyanya.

Mata Edgar mengedip beberapa kali, dia terlalu kaget. “Kamu tidak membacanya dulu?”

“Cepat! Mana penanya!” omel Rebecca. Setelah pena dari Edgar berpindah tangan, Rebecca segera membubuhkan tanda tangan di atas surat perjanjian, pada kolom namanya yang telah disediakan. Dia menyerahkan pena pada Edgar. “Giliranmu.”

Edgar menunduk, menggoreskan tanda tangannya pada dua surat perjanjian. Kemudian dia seakan teringat. “Masih ada satu lagi,” ucapnya.

“Ada lagi?” tanya Rebecca. “Di mana aku harus menandatanganinya?"

“Yang ini kamu tidak perlu menandatangani.” Edgar menyerahkan amplop kecil berisi surat yang sama sekali tidak Rebecca ketahui isinya. “Simpan baik-baik surat ini,” ucap Edgar.

Beast Broken MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang