Mendaki

599 80 4
                                    

Liburan kali ini Levi ingin pergi kemping di puncak bukit, Erwin tidak habis pikir dengan permintaan Levi yang satu ini, namun ia beralasan bahwa dia ingin mendapatkan inspirasi untuk lukisannya lebih banyak lagi.

Akhirnya Erwin tidak bisa membantah keinginan Levi yang sudah mutlak, ia mengeluarkan mobil lainnya karena mobil Levi cukup banyak, lalu membereskan barang-barang untuk perlengkapan kemping di bantu oleh beberapa pelayan.

Setelah selesai Erwin hendak sarapan, namun Levi menahan lengannya dengan cepat sebelum ia kembali masuk kedalam rumah.

"Kenapa?" Tanya Erwin.

"Sarapannya di jalan saja, aku ingin cepat-cepat pergi" ucapnya, seraya membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Erwin masuk kesana, lalu ia ikut masuk setelah mendorong Erwin.

Erwin yang tengah memegang kemudi langsung menatap Levi dengan kesal saat pria itu tersenyum ke arahnya.

"Ayo jalankan mobilnya!" Seru Levi.

Erwin yang masih kesal karena Levi tiba-tiba menahannya untuk sarapan akhirnya menyalakan mobil dan melaju untuk pergi ke tempat tujuan.

Di sepanjang perjalanan mereka hanya diam tanpa berbicara satu sama lain, hanya ada alunan musik dari radio yang memenuhi pendengaran mereka.

Erwin berdehem, membuat perhatian Levi teralihkan karena ia mengira kalau Erwin ingin mengatakan sesuatu.

"Levi, kamu punya makanan? saya lapar" ucapnya, karena sedari tadi ia tidak melihat satu kedai pun yang buka, mereka berangkat terlalu pagi sehingga para pemilik kedai masih harus bersiap-siap untuk membuka kedainya.

"Roti.." Levi memberikannya pada Erwin, sedangkan pria pirang itu tidak peduli tentang apapun yang diberikan Levi, selagi masih bisa dimakan itu tak masalah.

Perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh sehingga membutuhkan waktu lima sampai enam jam, barulah mereka sampai di gunung tertinggi yang ada didekat kota Levi, tempat yang cocok untuk mendaki juga mengadakan camping.

Setelah sampai mereka pun turun dan membawa semua perlengkapan mendaki yang ada di bagasi mobil, awalnya Levi ingin menyewa semua alat agar mereka tidak repot membawa dari rumah, namun Erwin tidak menyetujuinya karena itu hanya membuang uang, meskipun Levi sudah sering melakukannya dengan teman-teman munafik nya dulu.

Keduanya mulai memasuki gerbang untuk masuk ke gunung yang akan mereka daki, Levi tampak sangat bersemangat untuk liburan kali ini, sedangkan Erwin meminta Levi untuk berhenti terlebih dahulu untuk mencari tempat makan, akan tetapi Levi menolaknya dengan alasan bahwa mereka sudah memakan roti dimobil.

"Nanti kalau lapar lagi kan tinggal memasak" ujar nya yang keras kepala, sehingga Erwin hanya bisa pasrah dan mengikuti arus.

"Terserah kamu saja"

Keduanya memasuki gunung dan melewati jalur pendakian, jalanan di sekitar mereka hanya ada pepohonan besar dan ranting pohon yang beberapa sudah tumbang dan menghalangi jalan, apalagi sekarang sering hujan, jalanan ikut becek sehingga membuat keduanya sulit untuk berjalan jika tidak berhati-hati.

Namun sebenarnya Erwin sangat suka jika ia sudah masuk ke alam liar dimana ia bisa melihat gunung tinggi, pepohonan dan juga hewan-hewan langka yang ada didalamnya, meskipun mendaki itu sangat melelahkan, namun rasa lelahnya akan terbayarkan oleh pemandangan yang akan mereka lihat dipuncak.

Mereka berjalan terus hampir setengah hari, sebentar lagi matahari akan ada di atas kepala namun keduanya masih terus bergerak hingga akhirnya Levi yang berjalan didepan Erwin tumbang duluan dengan nafas terengah-engah.

"Tidak kuat.." ujarnya. "Pulang lagi saja.." nafasnya masih terengah-engah.

Erwin mengernyit, ekspresinya jelas menunjukkan rasa ketidaksetujuan dengan ucapan Levi yang ingin pulang, mereka sudah mencapai setengah jalan dan Levi dengan entengnya berkata ingin pulang lagi.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang