Beberapa momen Pak Erwin sama Levi yang ketinggalan.
( Momen saat belajar di perpustakaan sebelum acara lomba ranking satu dimulai"
Levi sudah sangat frustasi ketika ia tak dapat memahami apapun yang Erwin jelaskan tentang sejarah, padahal ia sudah mencoba untuk terus menerus memperhatikan Erwin yang menjelaskan berulang-ulang, namun tak ada satupun dari penjelasan Erwin yang masuk kedalam otaknya."Paham?" Tanya Erwin.
Levi menggeleng lesu. "Ngangong ngangong"
Erwin menatap Levi dengan wajah datar sebelum akhirnya menghela nafas, lantas ia mulai bertanya.
"Saya akan bertanya pada kamu sekali lagi, apa nama ibu kota negara kita, Jepang"
"Konoha"
Erwin mengacak rambutnya. "Tokyo Levi, Tokyoooo!" Geram Erwin, ini sudah yang ke lima puluh kali nya dia mengatakan itu.
"Ya.. to-toko"
"Tokyo!" Erwin hampir saja berteriak, mengajari Levi sama saja seperti mengajari ikan memanjat pohon, sangat mustahil.
"Ma-mana ku tahu, aku sudah mencoba mengingatnya"
Erwin menghela nafasnya. "Baiklah, beralih ke pertanyaan yang mudah saja, coba sebutkan jenis-jenis pembangkit listrik, atau tenaga listrik"
Levi mengernyit.
"Saya sudah menjelaskan nya tadi"
"Tenaga listrik?"
Erwin tersenyum dan mengangguk. "Ya...ya!"
"Chidori"
Erwin mengusap wajahnya dengan kedua tangan.
..................
( Momen ketika lagi berada di ruangan Pak Erwin )
"Ayolah, ikut denganku kekelas" Levi melingkarkan tangannya pada lengan Erwin yang sedikit lebih besar darinya.
"Levi, saya harus menilai beberapa tugas dari murid-murid saya" ucap Erwin, karena Levi begitu memaksa dan menarik-narik lengan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️
RomanceLevi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering sekali melakukan segala hal yang tidak pantas ia lakukan, Kuchel tak tahan akan hal itu. Namun di s...