Erwin dan Levi seperti biasanya menunggu giliran untuk mandi, Mike, Thomas dan Farlan juga ada di kursi yang sama dengan mereka, lalu Farlan dan Thomas masuk duluan ketika dua pintu dihadapan mereka terbuka.
"Win, kamu sudah ambil kostum?" Tanya Mike, sedikit berbasa-basi karena tidak ingin ada kecanggungan di antara mereka bertiga.
"Sudah" jawab Erwin.
"Kostum apa?"
Erwin memutar bola matanya. "Kamu akan tahu nanti"
Mike mengangguk, lalu ia menatap pintu didepan sambil berbicara. "Tadi siang Nanaba yang mengambil kostum, jadi aku tidak melihat kostumnya, aku takut dia mengambil kostum yang aneh-aneh"
"Saya harap begitu" ucap Erwin, yang dibalas pelototan maut dari Mike.
"Kalian mengambilnya bersama?" Tanya Mike, yang dibalas anggukan kepala oleh Erwin dan Levi.
"Kami juga sempat mencobanya" ucap Erwin.
"Aku ingin melihat kostum kalian.." ucap Mike tampak memohon.
"Ya nanti malam kamu akan melihatnya Mike.." balas Erwin, karena tak mungkin mereka mengambil kostum sekarang hanya untuk diperlihatkan kepada Mike, sungguh tidak jelas.
Pintu dihadapan Levi terbuka, pria bersurai raven itu langsung berdiri dan menatap Erwin. "Aku duluan.." ucapnya, yang dibalas anggukan oleh Erwin.
Saat Levi memasuki kamar mandi, Mike menatap Erwin keheranan. "Kau tidak mandi bersama?" Celetuknya, yang dibalas jitakan keras di kepalanya oleh Erwin.
Setelah mereka semua selesai mandi, mereka menuju ke kamarnya masing-masing, kecuali Erwin dan Levi yang menuju satu kamar, yaitu kamar Levi.
Di kamar Levi, mereka tidak langsung memakai kostumnya, mereka menidurkan tubuhnya terlebih dahulu di atas kasur, lalu Levi menoleh pada Erwin yang ada disampingnya.
"Ini akhir acaranya ya?" Tanya pria kecil itu.
Erwin terkekeh, lalu balas menatapnya. "Begitulah Levi, bagaimana? Kamu menikmati acaranya?"
Levi tersenyum. "Kau tahu? Ini pertama kalinya aku menikmati kebersamaan bersama orang-orang yang bahkan hanya kukenal selama beberapa bulan, kalian sangat tulus dan aku tidak pernah merasakan persahabatan yang tulus seperti ini, sekolah ini luar biasa Erwin.. dan kau juga sangat luar biasa.."
Erwin langsung memeluk pinggang Levi dan mendekatkan tubuh pria itu pada tubuhnya. "Kamu sadar tidak Lev? Kalau sebenarnya ada satu keinginan kamu yang sudah terwujud?"
Levi menatap bola mata Erwin yang tampak berkilau, lalu ia berucap dengan suara lirih. "Tidak, apa itu?" Tanyanya.
Erwin tersenyum, lalu ia mendekatkan bibirnya pada telinga Levi. "Untuk membuat teman-teman mu menyukaimu, lihatlah mereka sekarang, bahkan mereka tidak ingin berpisah denganmu, kamu telah berhasil membuat mereka menyukai kamu"
Levi teringat dengan hal itu, lalu ia terkekeh dibuatnya sebelum akhirnya menatap Erwin dengan intens. "Sebenarnya bukan satu Erwin, ada dua keinginan yang sudah tercapai.."
Erwin memasang wajah penasaran. "Benarkah? Apa itu?"
"Tentang membuat kamu menyukaiku, tentang membuatmu yang jatuh cinta padaku, aku sudah melakukannya kan?"
Mendengar hal itu, Erwin hanya bisa tersenyum dan tak berani melepaskan tatapan matanya dari mata hitam itu, lalu setelahnya ia langsung memeluk Levi dengan sangat erat, membuat sang empu hanya bisa tertawa dibuatnya.
"Ya ya.. kamu berhasil sayang!" Ucap Erwin, dan Levi masih tertawa dibuatnya.
Erwin seketika langsung menindih tubuh Levi dengan dia yang berada di atasnya, lalu setelah itu keduanya langsung menyatukan bibir dan kembali berciuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️
RomanceLevi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering sekali melakukan segala hal yang tidak pantas ia lakukan, Kuchel tak tahan akan hal itu. Namun di s...