Erwin menatap layar handphonenya setelah ia terbangun dari tidurnya, ia baru membuka benda kotak itu dan melihat satu notifikasi dari Levi kemarin, ia segera melihat pesan Levi, pria kecil itu mengatakan bahwa ia akan pulang terlambat, sekarang ia belum menghubungi Erwin lagi.
Erwin turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu keluar kamar, ia hendak turun ke bawah tangga namun tiba-tiba Ghunter menahan lengan nya.
"Tu-tunggu Pak Erwin" ujarnya, ia menunjukkan wajah gugup dan ketakutan.
"Ada apa Ghunter?" Tanya Erwin, menggaruk belakang kepalanya.
"I-itu.. anu, ada tamu" ucapnya.
Erwin mengerutkan dahinya. "Siapa?"
Ghunter menggaruk tengkuknya. "Katanya, mereka dari Prancis"
Erwin tampak tersenyum senang. "Prancis? Apa Levi bersama mereka?" Tanyanya yang sangat kegirangan, membuat Ghunter merasa semakin bersalah.
"I-itu..."
Tanpa menunggu kalimat lainnya dari Ghunter, Erwin segera berlari ke bawah tangga, menuju ke ruang tamu, lalu tepat setelah ia sampai di sana, Farlan tiba-tiba mematikan televisi dengan cepat, dan Erwin tersenyum ketika melihat Porco dan Onyankopon disana.
"Kalian datang kemari juga?" Tanyanya, masih tersenyum ramah untuk menyambut mereka.
Porco dan Onyankopon saling menatap, Farlan juga terdiam ketika Ghunter menyusul Erwin dari belakang.
"Dimana Levi?" Tanya Erwin, menoleh ke kiri dan kanan nya. "Seharusnya kalian menghubungi saya jika mau kesini, Levi tidak menghubungi saya, mungkin baterai handphone nya habis"
"E-erwin-san.." Porco benar-benar tak tahu harus bicara apa.
"Dimana Levi?" Tanya Erwin lagi, dan sepertinya pertanyaan itulah yang membuat semua orang terdiam di sana, sehingga Erwin semakin lama merasakan suasana tidak beres di sekitarnya.
"Onyankopon, Levi mana?" Erwin menatap Onyankopon, dan pria itu hanya menunduk tanpa menjawab, Erwin semakin kebingungan di buatnya.
"Kalian berdua hanya perlu menjawab dimana keberadaan Levi, apa kalian tidak tahu?" Tanya Erwin. "Dia tidak bersama kalian? Kemana dia?"
Lagi-lagi Onyankopon dan Porco tidak menjawab selain menunduk, lalu Erwin menatap kedua mantan muridnya.
"Farlan, Ghunter, apa kalian melihat Levi sebelumnya?" Tanya Erwin, namun kedua muridnya itu langsung menggeleng secara bersamaan.
"Lalu dimana dia?"
Tepat setelah Erwin bertanya seperti itu, Edward, Kuchel, Mike dan Nanaba muncul di balik pintu rumah mereka, semuanya tampak panik dan berlari ke arah Erwin dan yang lainnya.
Nanaba menatap Porco lama sekali, mungkin mereka bisa mengobrol lain waktu setelah masalah ini selesai.
"Apa tidak ada kabar lagi tentang pesawat Levi?" Tanya Kuchel, air matanya sudah tergerai deras dan bola matanya memerah, tampaknya ia sudah lama menangis.
Erwin menatap Kuchel. "Pesawat Levi? Ada apa dengan pesawat nya?" Tanya pria pirang itu, yang membuat suasana kembali hening.
Kuchel terkejut menatap Erwin, jadi pria pirang itu belum tahu tentang kecelakaan pesawat kemarin?
"Kuchel-san?" Erwin meminta jawaban, namun tampaknya Kuchel juga tak bisa menjawab, ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Erwin jika tahu yang sebenarnya.
Edward memegangi pundak putra nya, namun Erwin langsung menatapnya. "Kenapa dengan Levi?"
Farlan menghela nafasnya, lalu ia kembali menyalakan televisi dan mencari saluran berita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️
RomanceLevi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering sekali melakukan segala hal yang tidak pantas ia lakukan, Kuchel tak tahan akan hal itu. Namun di s...