Keesokan paginya, Levi kesal karena ia bangun pagi, padahal dirinya ada jadwal kelas sore, mengapa saat ada jadwal kelas pagi ia sangat malas untuk bangun? Lalu saat ada jadwal kelas sore dia malah tidak mengantuk sedikitpun, membuatnya benar-benar kesal dan sebisa mungkin mencoba untuk memejamkan matanya, sayangnya tidak bisa.
Namun tiba-tiba pintu asrama nya di buka, Erwin berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah buku, jujur saja Levi sangat bosan karena Erwin tak pernah lepas dari buku-buku nya.
"Darimana?" Tanya Levi, karena saat pria itu bangun, Erwin tidak ada di sampingnya.
Erwin tersenyum lalu duduk di samping Levi. "Tebak"
Levi cemberut. "Tidak mau, aku tidak punya jawaban"
Erwin menggelengkan kepalanya. "Saya baru saja mengantarkan naskah komik mu ke penerbit Art Paris, jika komik buatan mu yang sering kamu posting di twitter itu di terima di sini dan terkenal ke negara-negara lain termasuk Jepang, siapa tahu komikmu bisa di beli oleh negara kita, dan mungkin saja komikmu itu bisa menjadi animasi suatu saat nanti"
Levi tampak kagum mendengar nya, namun ia juga sangat senang meksipun Erwin mengatakannya dengan sangat berlebihan.
"Kau memberikan naskah itu tanpa sepengetahuan ku" ucap Levi.
Erwin terkekeh. "Kamu masih tidur, saya tidak tega membangunkan kamu, tapi kamu tenang saja, pokoknya naskah komik milikmu sedang di proses, katanya mereka sangat tertarik dengan cara gambaran mu, jika mereka menerima karyamu, maka mereka akan memintamu untuk menggambar karakter utama nya untuk di jadikan cover yang kamu inginkan"
Senyum Levi tampak merekah di buatnya, selain menjadi seniman, Levi juga bercita-cita untuk menjadi komika, dan lagi-lagi langkah untuk menuju impiannya sudah mulai ia tempuh kembali.
"Terima kasih Erwinn!" Seru pria kecil itu, yang langsung menarik tengkuk Erwin dan mencium nya dengan gemas, sedikit menghisap bibirnya lalu melepaskannya lagi. "Kau benar-benar membuatku berhasil melakukan segalanya, aku bangga padamu"
Erwin mengacak rambut Levi. "Seharusnya kamu lah yang merasa bangga pada diri kamu sendiri"
Levi menggeleng. "Aku tahu, tapi aku juga bangga padamu, karena kau selalu membantuku, dan kau benar-benar mewujudkan impianku untuk pergi ke Perancis"
Erwin mengangguk paham. "Apapun yang kamu impikan, saya akan membantu kamu untuk meraihnya"
"Benarkah?"
Erwin tersenyum dan mengangguk, dengan tangannya yang mulai mengelus rambut Levi.
"Ada satu lagi" ucap Levi. "Impian yang ingin aku capai"
Erwin menaikan sebelah alisnya. "Apa itu?" Tanyanya.
"Menikah denganmu"
Erwin tertawa sambil mengacak rambutnya lagi. "Itu bukan hanya impian kamu, tapi impian saya juga, untuk yang satu ini, mari kita tetap saling percaya satu sama lain"
Levi mengangguk semangat, mulai sekarang ia akan selalu mempercayai Erwin, karena ia tahu kalau pria itu tak mungkin pergi darinya hanya untuk mencari orang baru, Erwin sangat tulus terhadapnya, berbeda dengan yang ada di internet, Erwin yang ada di hadapan nya selalu tulus mencintainya, selalu berada di sisi nya, selalu mengobrol dengannya sampai dia lupa waktu.
"Ayo bangun, kita jalan-jalan" ajak Erwin.
Levi mengernyit. "Kemana?" Tanyanya.
"Disneyland" jawab Erwin, sambil menarik lengan Levi untuk turun dari ranjang.
"Serius?" Tanya Levi dengan wajah berbinar, dia sudah lama ingin mengunjungi tempat itu dan melihat-lihat wahana serta tempat-tempat indah lainnya di sana, bahkan pusat perbelanjaan Disneyland Village dan masih banyak hiburan lainnya, membuat Levi sangat bersemangat dan langsung bangkit berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️
RomanceLevi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering sekali melakukan segala hal yang tidak pantas ia lakukan, Kuchel tak tahan akan hal itu. Namun di s...