Lukisan Pertama

246 38 0
                                    

Levi masih belum menyelesaikan lukisan yang di minta oleh Erwin, dan sekarang sudah hari Senin, ia dan Onyankopon akan segera memasuki kelas bahasa Prancis nya, meskipun Onyankopon sebenarnya sudah tidak perlu belajar lagi dilihat dari bahasa Prancis nya yang tampak lancar, namun ia bersikeras untuk ikut dan membantu Levi dalam pembelajaran nya.

Levi benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan orang sebaik Onyankopon.

Pelajaran bahasa Prancis yang pertama di pelajari Levi adalah huruf dan juga komunikasi lisan, Levi hampir depresi karena itu sangat sulit untuk ia pelajari, namun Onyankopon tampak sabar mengajarinya.

Kini mereka sedang berada didalam sebuah kelas, dimana semua anak-anak yang ada di kelas itu adalah orang dari berbagai macam negara, seperti, Jepang, Korea, Indonesia, India, Thailand dan masih banyak lagi yang entah dari mana mereka berasal.

Hari pertama, mereka hanya melakukan hapalan huruf Prancis dan cara penulisan nya, Levi sedikit kebingungan saat melihat tulisan Prancis, ternyata tidak beda jauh dengan tulisan bahasa Inggris karena menggunakan huruf latin, dan tidak menggunakan kanji atau hiragana, tentu itu tidak mungkin.

Kelas itu berlangsung sekitar enam jam lamanya, di mulai dari jam delapan pagi hingga jam dua siang.

Namun setelah kelas bubar, Levi masih duduk di kursinya dan menatap tulisan-tulisan di buku yang baru saja ia tulisi dengan bahasa Prancis, ia menatap buku itu dengan kekecewaan, karena ia tidak dapat memahami satupun apa yang gurunya terangkan.

Onyankopon yang awalnya sudah berdiri langsung kembali duduk di kursinya, tepat disamping Levi, lalu ia berucap. "Jangan sedih Levi, lama-lama kamu pasti bisa menguasai bahasa Prancis, semua itu butuh proses dan saya yakin kalau kamu akan terbiasa nantinya, saya akan selalu membantu kamu.." ucapnya, sambil menepuk pundak Levi.

Seperti sebuah deja vu yang di dengar oleh Levi, ia langsung menatap Onyankopon, ucapannya dan cara bicara yang di ucapkan nya benar-benar mengingatkan dirinya kepada Erwin.

Onyankopon tersenyum lembut. "Ayo kita kita mencari makan terlebih dahulu, setelah itu kita kembali ke asrama" ajak pria berkulit gelap itu.

Levi sebenarnya ingin sekali ikut, namun ia masih ingin tetap tinggal di kelas dan mempelajari apa yang baru saja gurunya ajarkan padanya.

"Kau pergi saja Onyankopon, aku ingin mempelajari ini sekali lagi" ucap Levi, sambil kembali menghapal beberapa kata.

"Kamu yakin? Mau saya belikan makanan?" Tanya Onyankopon.

"Kalau tidak merepotkan?"

Onyankopon terkekeh. "Tentu tidak, saya akan kembali lagi kesini, mungkin agak sedikit lama.."

Levi mengangguk. "Tidak masalah"

Lalu setelah kepergian Onyankopon, Levi segera membuka handphonenya hendak menelepon Erwin, ia berharap kalau pria itu tidak sedang sibuk di sekolah barunya, namun ini masih Januari dan Erwin akan pindah di awal februari.

Namun pria kecil itu ragu untuk menekan nomor Erwin, ia benar-benar takut kalau dirinya akan mengganggu pria itu, ia terlalu sering menelepon Erwin, ia takut kalau Erwin merasa bosan akan hal itu.

Karena tak ingin mengganggu Erwin, Levi pun hendak mematikan lagi handphonenya, namun tiba-tiba ada panggilan video masuk dan itu dari.. ERWIN!

Segera saja Levi mengangkat panggilan video tersebut, ia bisa melihat Erwin yang tersenyum manis dan melambaikan tangan kepadanya, mungkin Erwin menggunakan laptop nya untuk menelepon Levi, dan dilihat dari latar tempatnya Erwin berada, Levi sudah tahu pasti bahwa pria itu tengah berada di lab grafika.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang