Terlambat Untuk Pulang

461 41 5
                                    

Erwin berlari memasuki gedung rumah sakit yang lumayan besar, sementara Rico terus berlari untuk mengejarnya dan menunjukkan jalan kepadanya.

Mereka sampai di ruangan Moblit dan Erwin langsung mendobrak pintu tanpa permisi, Moblit sedikit tersentak dan ia menatap seorang pria yang baru saja sampai di sana.

"Pak Erwin—"

"Dimana Levi? Kamu melihatnya kan? Dimana dia?" Tanya Erwin, menatap Moblit dengan tatapan tajam yang menyeramkan, membuat Moblit sedikit ketakutan namun ia sendiri mencoba untuk tenang.

"Tenanglah Pak Erwin, aku akan mengantarmu ke tempat Levi" ujarnya, namun tatapan Moblit tampak menyiratkan kesedihan di sana.

"Bawa saya sekarang!" Pinta Erwin, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ia ingin segera menemui Levi.

Moblit langsung menunjukkan jalan sambil ia menjelaskan di sepanjang jalan, sementara Erwin mengekori nya dari belakang.

"Aku juga terkejut saat melihat nya, namun pria itu benar-benar Levi, ada seorang pria tua yang membawanya, kalau tidak salah namanya Kenny, dan sepertinya dialah yang merawat Levi.."

Erwin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lalu kenapa Levi memakai kursi roda? Ada apa dengan kakinya?"

"Kakinya baik-baik saja.." jawab Moblit. "Ia hanya mengalami cacat sementara, tapi kakinya akan sembuh sebentar lagi, sekarang dia sudah mulai bisa berjalan sedikit demi sedikit" Moblit kembali menjelaskan, sementara Erwin membalas dengan anggukan.

"Jadi dia baik-baik saja?" Tanya Erwin merasa sangat lega, jadi sekarang Levi-nya benar-benar pulang? Ia akan melihat kekasihnya lagi? Kekasihnya yang pulang terlambat dari waktu yang di tentukan.

"Dia sangat sehat, tapi.." Moblit mulai memperlihatkan ekspresi kesedihan nya lagi, yang membuat Erwin mengerutkan dahinya.

"Apa Moblit?" Tanya Erwin, yang ingin mendapatkan jawaban dengan segera.

Moblit menghela nafas nya, tidak ada gunanya menyembunyikan apa yang ia ketahui tentang Levi pada mantan gurunya.

"Levi mengalami kebutaan, ia buta permanen dan matanya tidak bisa di sembuhkan"

Erwin membulatkan bola matanya tidak percaya. "Kamu serius?" Tanyanya dengan suara yang hampir sama dengan bisikan.

Moblit mengangguk. "Mungkin Pak Erwin bisa melihatnya sendiri.." Moblit berhenti di sebuah pintu yang kini ada di hadapan mereka, ia membukanya perlahan-lahan dan Erwin mencoba untuk mengintip kedalaman.

Ia bisa melihat seorang pria yang tengah duduk di kursi roda sambil menghadap ke jendela, lalu ada seorang pria tua di sampingnya yang tengah memberikan suatu nasihat padanya, namun ia berhenti bicara ketika Moblit dan Erwin masuk.

"Selamat siang Pak Dokter" ucap seorang pria tua yang di yakini bernama Kenny. "Apa ada perubahan tentang kaki Levi?" Tanyanya.

Erwin berjalan ke samping pria yang ada di kursi roda tersebut, lalu ia berjalan ke arahnya dan berlutut di hadapan pria yang menatap lurus dengan tatapan kosong.

Moblit menatap Kenny dan tersenyum. "Dia baik-baik saja dan sudah bisa berjalan dengan normal, tapi untuk saat ini, mari kita tinggalkan ruangan ini, ada yang ingin di bicarakan guruku pada putra angkatmu"

Kenny menatap Erwin dengan wajah sinis, lalu ia menatap Moblit. "Tidak bisakah aku tinggal?"

Moblit segera menggeleng. "Hanya sebentar tuan Kenny, tolonglah.."

Kenny menghela nafas dan akhirnya setuju, lalu keduanya keluar dan meninggalkan Erwin yang terbelalak di hadapan Levi masih sambil berlutut, ia benar-benar tak bisa berkata-kata, satu tangannya ia gunakan untuk mendekap Levi kedalam pelukannya, sementara Erwin masih terbelalak tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang