ARKANO - 07

4.5K 362 20
                                    

SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA

selamat membaca dan jangan lupa di vote dan comment yaaa prenn💓

selamat membaca dan jangan lupa di vote dan comment yaaa prenn💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Sepanjang koridor, Alena tidak berhenti mengomel karena kejadian antara Riri dan Clara, bahkan saat mereka sampai di ruang UKS Alena masih belum berhenti mengomel. Kadang Riri terkekeh mendengar omongan-omongan Alena yang kebanyakan tidak masuk akal, sedangkan Rayna hanya diam mendengarkan omong kosong sahabatnya itu. Rayna lebih memilih mengolesi salep di tangan Riri dibandingkan meladeni Alena yang sekarang dalam mode cerewet.

"Awas aja tuh nenek lampir, sekali lagi dia cari gara-gara sama Riri, gue bakal bejek-bejek kepalanya" ucap Alena dengan kepalan tangan yang ia tiup-tiup.

Riri terkekeh "Sebenarnya dia itu siapa sih? kok Riri baru lihat cewek itu." tanya Riri penasaran

"Dia itu kakak kelas, namanya Clara. Orang yang sering ngebully adek kelas kalau tau orang itu ngedeketin Arka, padahal mah Arka aja nggak mau sama dia, dianya aja tuh yang ngejar-ngejar Arka." ujar Alena penuh dendam

"Jangan ngomel lagi, Riri nggak apa-apa kok. Nih tangan Riri sudah diobatin sama Rayna." tunjuk Riri pada tangannya yang sudah diolesi salep.

"Untung aja lo nggak apa-apa, kalau tangan lo sampe diamputasi gue bakal tuntut dia seberat-beratnya." dumel Alena lagi

"Enak aja mau celakain teman gue." lanjutnya

Lagi-lagi Riri terkekeh mendengar ocehan Alena "Alena, Riri cuman kena kuah bakso bukan kena api beneran."

"Tetep aja gue dendam sama dia."

****

Riri dan kedua temannya kembali ke kelas mereka. Mereka langsung duduk di bangku masing-masing.

Arka yang melihat Riri duduk di bangkunya langsung menghampiri gadis itu "Gimana tangan, lo?" tanya Arka

Riri menatap Arka yang berada di sampingnya, ia tersenyum "Tangan Riri ngak apa-apa kok, nih sudah diobatin tadi."

"Arka khawatir yah sama Riri?" tanya Riri usil

Arka mengangkat sebelah alisnya "Lo mau gue khawatir sama, lo?" tanyanya

Riri mengangguk "Mau, Arka."

"Tapi gue harus potong tangan lo dulu, baru gue khawatir." ucap Arka dengan santai.

"Ihh nggak gitu juga, Arka." ujar Riri mencebik kesal.

"Ya terserah, lo." ucap Arka lalu kembali ke bangkunya sendiri.

****

Suara riuh di kelas Riri semakin menjadi saat mendengar bel pulang berbunyi, mereka semua berbondong-bondong keluar dari kelas.

ARKANO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang