SELAMAT MALAM SEMUANYA!GIMANA KABARNYA MALAM INI? BAIK?
TINGGALKAN JEJAK DI PART INI YUKK SEBELUM BACA!
SELAMAT MEMBACA💓
•ARKANO•
Setelah bell pulang berbunyi, Arka berjalan keluar dari kelas dengan Riri yang berada di sampingnya.
Sedari tadi, Arka tidak pernah melepas genggaman tangannya pada tangan Riri. "Mau langsung pulang, atau mau mampir ke markas dulu?"
Riri menoleh pada Arka. "Langsung pulang aja ya, Riri capek soalnya."
"Sekali-kali, main ke markas lah Ri." sahut Daffa yang berjalan di belakangnya.
Riri terkekeh mendengarnya. "Iya, nanti ya."
Arka menoleh pada Riri yang sudah menghadap ke depan. "Nanti malam, mau?"
"Mau, apa?" bukannya menjawab, Riri malah bertanya balik pada Arka.
"Ke markas."
Riri mengangguk-anggukkan kepalanya. "Boleh, tapi jemput ya!" jawab Riri dengan kekehannya yang membuat Arka gemas sendiri dengan tingkah gadisnya itu.
Mereka sampai di parkiran, Arka langsung mengambil helm yang biasa Riri pakai. "Mau nyari makan dulu, nggak?" tanyanya sambil memakaikan helm pada Riri.
Riri menggeleng. "Nggak usah, Riri masih kenyang."
"Pilih kasih lo Ka, sama gue aja lo nggak pernah nawarin nyari makan."
Xavier langsung menarik kerah baju Daffa untuk menjauh dari sepasang insan yang sedang kasmaran setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Daffa. "Nggak usah gangguin orang pacaran, nanti mata lo bintitan."
****
Riri turun dari motor Arka setelah sampai di halaman apartemen Riri. "Nggak mau mampir dulu?" tanya Riri pada Arka yang sedang melepaskan helm yang dipakai oleh Riri.
"Nggak usah, nanti jam tujuh malam aku jemput kamu." jawab Arka yang menggunakan aku-kamu pada Riri.
Riri tersipu malu mendengarnya. Entahlah, rasanya ada perasaan yang berbeda mendengar Arka memakai aku-kamu padanya.
Tangan Arka terangkat mengelus dengan lembut pipi Riri yang merona. "Sana gih, masuk!"
Riri mengangguk lalu berbalik meninggalkan Arka yang masih tetap pada tampatnya.
"Ri!" panggil Arka yang berhasil membuat Riri berhenti dan berbalik lagi padanya.
"Aku sayang sama kamu!"
Tanpa menunggu balasan dari Riri, Arka langsung menancap gas motornya meninggalkan area apartemen Riri.
Riri diam terpaku mendengar ucapan Arka. Tangan Riri terangkat memegang dadanya, jantung Riri berpacu lebih cepat dari sebelumnya.
Riri langsung berlari masuk, agar ia bisa cepat menyembunyikan pipinya yang sudah memerah. "Mama, Arka buat Riri gila!"
****
Riri berjalan masuk ke unit apartemennya. Tapi, Riri menghentikan langkahnya di ruang tengah ketika melihat seorang laki-laki paruh baya yang sangat Riri kenal.
Raut wajah Riri langsung berubah menjadi datar. "Ngapain kesini?"
"Pulang ke rumah sekarang juga!" ujar Revano selaku ayah Riri dengan tegas.
"Kakek kamu telpon saya terus dari kemarin dan nanyain kamu, dan dia akan marah besar jika tau kamu tidak tinggal di rumah."
"Riri nggak akan pulang sebelum papa mau berubah!" sentak Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANO [Revisi]
General FictionArkano Winata Adijaya, ketua geng motor Averroes angkatan 10 dengan bandana hitam yang selalu melekat di kepalanya. Arka adalah sosok ketua geng yang dikenal dengan perawakan laki-laki bertubuh kekar dan tinggi, yang membuat Arka menjadi sosok yang...