HALOOO! ADA YANG KANGEN NGGAK SAMA CERITA ARKANO? KAYAKNYA NGGAK ADA DEH!
HMM, YAUDAH KALAU BEGITU SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA KALIAN SUKA PART INI
•ARKANO•
Pagi yang sangat cerah, tapi tidak secerah muka siswa siswi dari kelas mipa 4. Belajar fisika di jam pertama saja sudah membuat frustasi, apalagi jika diadakan ujian dadakan.
Daffa sudah berdecak sedari tadi. Bagaimana tidak, biasanya jika diadakan ujian dadakan seperti ini, dirinya tidak perlu repot-repot mencari jawaban karena sudah ada Vano, yang menjadi sumber jawabannya. Tapi sekarang sumber jawabannya itu tidak ada.
Daffa melirik kertas milik Xavier yang duduk di sampingnya. Tapi hasilnya sama saja, kertas Xavier masih kosong seperti dengan kertas miliknya. Daffa menghela nafas kasar.
Berbeda dengan Arka, yang dengan santainya menulis rumus-rumus fisika untuk menyelesaikan jawabannya. Jangan salah, Arka bisa menjawab soal-soal ujian itu karena hasil dari lirikannya ke kertas jawaban Riri.
"Ka, bagi jawaban ngapa!" seru Daffa.
"Sabar, elah." jawab Arka yang masih sibuk menulis.
Riri menoleh pada Arka, ia menghela nafas. "Lain kali, Arka harus belajar. Jadi kalau ada ujian dadakan kayak gini, Arka nggak nyontek lagi."
Arka menghentikan kegiatannya lalu mendongak pada Riri. "Iya, sayang!" ujarnya dengan cengiran kudanya.
"Waktunya sisa lima menit. Jika lewat dari itu, saya tidak akan terima lagi!"
Pernyataan itu membuat Daffa semakin panik. "Anjing ya lo Arka, mentang-mentang dapat jawaban nggak ingat teman lo." ujar Daffa penuh dengan emosi.
Arka menghela nafas, ia berbalik. "Nggak usah ngegas, kampret!" Arka memberikan lembar jawabannya itu pada Daffa.
Dan dengan cepat Daffa dan Xavier langsung menyalin jawaban itu tanpa memperdulikan lagi bagaimana bentuk tulisannya.
****
Akhirnya bel istirahat yang sudah ditunggu-tunggu sedari tadi berbunyi.
Arka menoleh pada Riri yang sedang merapikan alat tulisnya. "Mau ke kantin?" tanya Arka yang menghentikan kegiatan Riri.
Riri hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Lo duluan ke kantin, nggak papa?" tanya Arka lagi yang membuat Riri mengernyit.
"Arka mau kemana?"
"Gue mau ke toilet dulu, nanti gue nyusul."
Riri mengangguk. "Yaudah nggak apa-apa. Riri bisa kok ke kantin sendirian."
Mendegar penuturan Riri, Arka menggelengkan kepalanya. "Lo sama Daffa sama Xavier juga ke kantin. Jangan sendirian, nanti ada yang ngapa-ngapain lo." jelas Arka yang membuat Riri terkekeh.
Arka menoleh pada Daffa dan Xavier yang sudah berdiri di sampingnya. "Gue nitip Riri, jangan sampai ada yang macem-macem sama dia."
"Siap, pak bos!" sahut Daffa.
"Ayo Buketu, kita ke kantin. Soal uang mah tenang, kan ada pak ketu." ujar Daffa sambil menaik turunkan alisnya.
Riri hanya terkekeh, menggelengkan kepalanya melihat tingkah ajaib teman pacarnya ini. Riri kembali menoleh pada Arka. "Riri duluan ke kantin ya, ingat Arka harus nyusul!"
"Iya, sayang!"
Daffa memutar matanya malas. "Bucin, lo."
"Ayo, Ri!" ajak Daffa dan tanpa sadar ia menarik tangan Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANO [Revisi]
General FictionArkano Winata Adijaya, ketua geng motor Averroes angkatan 10 dengan bandana hitam yang selalu melekat di kepalanya. Arka adalah sosok ketua geng yang dikenal dengan perawakan laki-laki bertubuh kekar dan tinggi, yang membuat Arka menjadi sosok yang...