ARKANO - 31

2.3K 169 32
                                    

Happy reading💓

•ARKANO•

Arka memasukkan mobilnya ke garasi rumah setelah dari rumah Riri. Baru saja ia turun dari mobil, ponsel yang berada dalam saku celananya bergetar. Langsung saja Arka mengambil ponselnya itu.

Nama Vano tertera di layar ponsel yang membuat Arka mengeryit bingung. Vano sangat tidak suka apabila dirinya diajak berbicara lewat handphone, baginya Jika ada yang ingin dibicarakan dan hal itu tidak penting, tidak usah menghubunginya. Maka, jika Vano yang duluan menghubungi seseorang, berarti ada sesuatu yang sangat penting.

Arka langsung menekan tombol hijau yang tertera di layar ponsel untuk menerima panggilan dari Vano. "Ada apa?"

"Dimana?" bukannya menjawab pertanyaan dari Arka, Vano malah melemparkan pertanyaan balik pada Arka.

"Gue baru sampai rumah, ada apa sih?"

"Ke markas sekarang! Ada yang nyerang anak-anak tadi."

"Gue kesana, sekarang!" Arka langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Vano.

Arka berlari masuk ke dalam rumahnya, mencari kunci motornya lalu membuka seragam putihnya menyisakan kaos hitam. Tanpa mengganti celana abu-abunya Arka kembali berlari keluar dati rumah,  lalu melajukan motor hitamnya dengan kecepatan yang tinggi dan kembali meninggalkan rumahnya.

****

Arka mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak memperdulikan banyaknya suara klakson yang ia dapatkan akibat dari aksi ugal-ugalannya.

Karena aksi ugal-ugalannya tadi di jalan, Arka hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai di markas. Setelah memarkirkan motornya dan melepas helm full facenya, Arka berjalan masuk ke dalam markas dengan raut wajah yang tidak bisa terbaca.

Baru saja Arka menginjakkan kakinya ke dalam markas, dirinya disambut dengan pemandangan yang paling ia benci. Ada beberapa anggotanya yang tergeletak lemah di lantai dan juga luka-luka memar yang ada di wajah mereka.

Arka mengepalkan kedua tangannya, ada rasa bersalah yang Arka rasakan ketika melihat anggotanya yang meringis kesakitan. Ia merasa gagal menjadi ketua yang baik untuk anggotanya.

"Maaf Bos, lagi-lagi kita gagal jagain markas. Jumlah mereka terlalu banyak, kita kualahan buat nyerang balik." celutuk satu anggotanya yang terduduk lantai.

Arka yang sudah duduk di samping Vano mengalah nafas dengan pelan. "Siapa yang nyerang kalian?" tanyanya dengan suara berat karena menahan emosi.

"Black Angels." jawab Vano yang sudah tahu pelaku dan awal kejadiannya.

"Tapi bos...."
Semua perhatian kini tertuju pada sosok cowok yang berambut keriting yang juga duduk melantai, atau yang biasa dipanggil Ucup itu.

"Tapi apa?" tanya Arka tidak sabaran.

"Tadi gue lihat salah satu dari mereka ada cewek." ujar Ucup

"Iya gue juga lihat, tapi mukanya ditutup anjir." celutuk yang lainnya.

"Ini anggota inti nggak ada yang lihat apa?" tanya Arka karena dari tadi anggota inti hanya terdiam.

"Kita juga dihubungin pas kejadiannya selesai." jawab Daffa.

"Tapi anehnya, pas gue perhatiin panjang rambutnya sama kayak ibu Bos." kata Ucup lagi yang membuat semua orang yang ada di sana terdiam, terutama Arka. "Bedanya, rambut ibu Bos warna hitam kalau yang tadi warna kecoklat-coklatan gitu." tambah Ucup.

ARKANO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang