ARKANO - 32

2K 163 8
                                    


Buat yang sudah nungguin dan sudah ngedukung cerita Arkano, terima kasih banyak yaa🦋

Happy reading❤

•ARKANO•

Riri berjalan masuk ke dalam kamar, menghampiri mamanya yang sedang berdiri di depan jendela. Riri memeluk mamanya dari belakang, ia tau betul bagaimana hancurnya perasaan mamanya ketika mengetahui fakta bahwa papanya sudah menikah lagi.

Yunita yang menyadari kedatangan Riri, mengelus dengan lembut tangan putrinya itu.

"Are you okay, Ma?" kata Riri setelah terjadi keheningan.

Yunita tidak menjawab, wanita itu masih sibuk berperang dengan pikirannya. Manik matanya menelisik ke arah luar jendela.

"Sayang." panggil yunita dengan pelan.

"Iya, ma."

"Kalau mama pisah sama papa, kamu setuju?"

Deg!
Jantung Riri berpacu lebih cepat ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut mamanya. Walaupun dirinya tau bahwa keluarganya sudah retak sejak dulu, tapi tetap saja ada rasa sesak yang ia rasakan disaat mendengar mamanya memilih untuk menyerah mempertahankan rumah tangga mereka.

Seringkali dirinya bertanya pada tuhan, kenapa dirinya dilahirkan dari keluarga yang tidak seperti orang lain. Riri juga menginginkan keluarga yang harmonis, dirinya juga sangat ingin merasakan kasih sayang dari seorang papa. Tapi apa daya, selama tujuh belas tahun Riri tidak pernah merasakan itu. Tidak pernah merasakan kasih sayang dari papanya, tidak pernah melihat keluarganya harmonis. Gadis itu hidup di dalam keluarga yang berantakan, dari kecil Riri selalu merasa tersiksa karena papanya yang sering bermain tangan padanya.

Mengingat masa-masa kecilnya yang selalu dipukuli oleh papanya membuat cairan bening keluar dari ujung mata Riri. Dengan cepat, Riri mengusap air matanya dengan kasar. Menghela nafas dengan pelan, agar dirinya bisa sedikit lebih tenang.

"Kalau itu yang buat mama nggak ngerasain sakit lagi, Riri setuju." jawab Riri dengan nada bicara yang bergetar.

Hati Riri semakin terasa teriris ketika suara isakan terdengar dari mamanya. Riri semakin mengeratkan pelukannya.

"Maafin mama, sayang. Mama nggak bisa pertahanin keutuhan keluarga kita." lirih Yunita.

"Maaf, maafin mama karena lebih memilih menyerah." suara isak tangis Yunita begitu pilu di telinga Riri.

Riri menggigit bibir bagian dalamnya, mati-matian Riri menahan tangisnya untuk tidak pecah. Jika dirinya ikutan menangis, pasti mamanya akan semakin merasa bersalah padanya.

Riri hanya bisa memeluk mamanya dengan erat. Lidahnya terasa keluh, tidak tahu harus berucap seperti apa sekarang.

"Kalian akan nerima balasan yang setimpal, dari air mata mama gue!" batin Riri.

****

Sedangkan di sisi lain, Clara dan juga mamanya sedang berada di ruang kerja Revano. Memperhatikan Revano yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya.

"Mas." panggil mama Clara atau yang sering dipanggil Sarah.

"Kenapa, sayang?" jawab Revano tanpa mengalihkan netranya dari kertas-kertas yang ada di hadapannya.

"Boleh nggak, kalau kamu beliin Clara mobil baru?" tanya Sarah. "Kasihan dia, sekarang selalu diejekin teman-temannya karena ke sekolah naik angkot." tambahnya

ARKANO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang