ARKANO - 19

3K 256 19
                                    

halooo, ketemu lagi!

jam berapa kalian baca cerita ini?

•ARKANO•

Arka melangkahkan kakinya turun dari tangga dengan seragam putih abu-abunya, menuju meja makan yang sudah ada papa dan mamanya disana.

Dengan sekilas, Arka mengecup pipi mamanya. "Morning, Mama!"

"Duduk, mama mau nanya sesuatu sama kamu!"

Arka yang mendengar itu, menarik kursinya ke belakang untuk memberi ruang. "Masih pagi juga, sudah diintrogasi." gumamnya pelan.

"Kemarin, nenek kamu nelfon mama." jeda Clarissa.

"Katanya, waktu acara kemarin kamu bawa perempuan nemuin nenek. Benar itu?" lanjutnya yang hanya dibalas anggukan oleh Arka.

"Siapa perempuan itu?"

"Riri." jawab Arka dengan santai sambil mengunyah roti yang ada di hadapannya.

"Kapan kamu kenalin dia ke papa?" sahut Adijaya, ikut bergabung dengan pembicaraan istri dan anaknya.

"Mampus!" Arka hanya cengengesan.

Dengan cepat Arka meminum susu cokelat kesukaannya, lalu berdiri. "Arka, berangkat!"

Baru saja 5 langkah, perkataan mamanya membuat Arka berbalik kembali. "Papa nanya kamu loh, kenapa malah langsung pergi begitu? Nggak sopan kamu!"

Arka menghela nafas. "Iya, nanti Arka bawa Riri kesini buat ngenalin ke papa sama mama!"

****

Pagi ini, suasana di apartemen Riri sangatlah berbeda. Yang biasanya akan terasa sangat sepi, tapi sekarang malah sangat rusuh dan berisik. Hal itu diakibatkan oleh Alena yang datang pagi-pagi dengan alasan ia ingin merubah penampilan Riri agar gadis itu berhenti dibully.

Sekarang, Riri hanya bisa pasrah dirinya didandani oleh Alena. "Al, jangan tebal-tebal alisnya. Nanti jadi kayak ulat bulu."

"Ririku yang cantik diam aja ya, lo sekarang berada di tangan yang tepat jadi nggak usah takut."

"Rayna kemana, kok nggak ikut kesini?"

"Mager katanya."

Riri terkekeh. "Terus Alena ngapain bela-belain kesini cuman buat dandanin Riri?"

Alena menghela nafas, ia menyimpan pensil alis yang gunakan. "Gue nggak mau lihat lo di bully terus-terusan."

"Gue mau semua orang tau kalau sebenarnya, lo itu cantik banget!"

Terakhir Alena mengambil lib balm yang sudah ia siapkan semua di dalam pouch make-upnya. Alena tersenyum puas saat melihat penampilan Riri yang sudah berubah menjadi lebih cantik dari sebelumnya. "Perfect!"

Alena merapikan kembali peralatan make-upnya. Dengan semangat ia berdiri lalu menarik tangan Riri. "Saatnya membungkam mulut orang-orang yang sering ngerendahin lo!"

****

Alena memarkirkan mobilnya di halaman sekolah dengan rapi.

Riri menahan tangan Alena saat gadis itu ingin turun dari mobil.

Alena berbalik menghadap Riri. "Kenapa?"

"Riri nggak kelihatan aneh, kan?"

Alena terkekeh. "Lo itu cantik, jadi nggak usah berfikiran kayak gitu."

"Gue yakin banget, pas kita turun dari mobil, semua laki-laki yang ada disana ngelihatin lo!" tunjuk Alena pada sekumpulan laki-laki yang masih ada di parkiran.

ARKANO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang