Hai semuanya!
Selamat membaca!
•ARKANO•
Arka membawa Riri ke sofa yang mereka tempati tadi. Setelah berhasil mendudukkan Riri di sofa, Arka berjalan ke arah lemari yang tidak jauh dari mereka untuk mencari kotak p3k yang bisa Arka gunakan untuk mengobati beberapa jari Riri yang sudah berlumuran darah.
Setelah mendapatkan apa yang Arka cari, dirinya langsung menghampiri Riri yang terdiam. Arka duduk di samping Riri dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan. Dengan pelan, Arka meraih tangan Riri kemudian membersihkan jari Riri yang berlumuran darah menggunakan kapas yang sudah diberi sedikit alkohol oleh Arka.
Riri menoleh pada Arka yang hanya terdiam. Riri tidak bisa menebak ekspresi apa yang ditunjukkan oleh kekasihnya itu.
Beberapa kali Riri mendesis karna merasakan perih pada jarinya itu tapi Arka tetap saja diam.
"Arka, perih." cicit Riri.
Arka masih bungkam, seolah-olah laki-laki itu memendam sesuatu. Arka membalut luka Riri dengan perban agar luka gadisnya itu tidak terinfeksi.
Arka menatap mata Riri dengan lekat. "Lebih perih hati aku Ri, ngelihat kamu luka kayak gini."
"Aku lalai ngejaga kamu, aku nggak becus ngejagain kamu, aku pacar yang buruk Ri, buat kamu luka kayak gini." ujar Arka pelan dengan menundukkan kepalanya.
Sebelah tangan Riri yang tidak diperban, ia gunakan untuk mengelus pipi Arka. "Ini bukan salah Arka, Riri aja yang ceroboh."
"Mungkin kalau Riri nggak buka kotak tadi, Riri nggak bakalan kayak gini." sesal Riri.
Arka hanya bisa menghela nafas. Anak-anak lainnya yang juga sudah masuk ke dalam markas, hanya terbungkam.
"Arka!" panggil Xavier yang membuat atensi semuanya beralih ke cowok itu.
Arka menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"
Xavier berjalan mendekati Arka, kemudian menaruh selembar kertas di meja yang berada di hadapan Arka juga Riri.
Arka meraih kertas itu lalu membaca isi dari kertas tersebut. "Jangan harap lo bisa bahagia sama cewek, lo."
"Siapa yang ngirim?" tanya Arka dengan suara beratnya. Arka berusaha untuk meredam emosinya saat ini.
"Lihat gambar yang ada diujung kertas itu."
Tangan Arka mengepal ketika matanya melihat sebuah gambar kupu-kupu berwarna hitam yang ada di kertas itu.
"Lo tahu kan maksud dari gambar itu?" tanya Xavier dan dibalas anggukan oleh Arka.
"Gambar itu adalah simbol yang hanya bisa digunakan oleh perisai sekaligus ketua Black Angels." jelas Arka.
Arka berusaha menetralkan raut wajahnya juga berusaha untuk meredam emosinya kemudian menoleh pada Riri. "Kamu nggak papa kan, pulangnya diantar sama Daffa?"
"Arka mau kemana?"
"Aku mau nyamperin orang yang sudah buat kamu luka kayak gini."
"Nggak! Arka nggak boleh pergi! Kalau Arka nyamperin orang-orang itu, pasti kalian akan berantem dan Riri nggak mau ngelihat Arka luka-luka karena berantem!"
"Tapi dia sudah buat kamu luka kayak gini, sayang!"
"Tetap nggak boleh Arka! Lagian tangan Riri cuman kegores dikit kok, nggak parah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANO [Revisi]
General FictionArkano Winata Adijaya, ketua geng motor Averroes angkatan 10 dengan bandana hitam yang selalu melekat di kepalanya. Arka adalah sosok ketua geng yang dikenal dengan perawakan laki-laki bertubuh kekar dan tinggi, yang membuat Arka menjadi sosok yang...