ARKANO - 16

3.9K 292 44
                                    

hai hai🦋

ketemu lagi kita di ceritanya arka hihii🦋
yuk langsung saja

ketemu lagi kita di ceritanya arka hihii🦋yuk langsung saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading💖

***

Jam delapan pagi lewat 26. Arka masih sibuk ngomel sendiri di kamarnya. Ia kesal sendiri karena bangun terlambat, belum lagi jam pertama ini kelasnya diajar oleh pak Agus yang dikenal dengan guru killer.

"Sial, kenapa harus terlambat sih. Mana yang ngajar si botak lagi, sudah botak galak lagi."

Dengan tergesa-gesa Arka memakai sepatunya. Dan berlari ke bawah walaupun sepatunya belum terpasang dengan baik.

"Ma!"

"Mama!"

"Mamaaa!"

Dari ujung tangga Arka berteriak memanggil mamanya, tapi tidak dijawab.

"Kenapa nggak bangunin Arka sih, Ma, telat kan jadinya!" omel Arka saat menemukan mamanya yang sedang sibuk di dapur.

"Mama sudah bangunin kamu dari tadi, kamunya aja yang nggak bangun-bangun."

"Au ah, Arka ngambek sama mama." Arka berbalik badan dan berjalan menjauh dari mamanya

"Kayak perempuan saja kamu, sedikit-sedikit ngambek."

"Bodo amat."

****

Setelah menempuh perjalanan yang sangat-sangat macet, Arka memarkirkan motornya di warung mang Jajan. Kenapa tidak parkir di sekolah saja? Karna Arka malas berurusan dengan satpam yang berjaga.

"Arka, baru datang ya?"

Arka menoleh. "Eh neng cantik, iya nih baru datang. Telat bangun soalnya hehe."

"Neng Lis, Arka masuk dulu ya. Kalau kangen sama Arka bilang aja, nanti Arka datang nyamperin neng Lilis." Lilis hanya bisa menggelengkan kepala melihat Arka.

Dengan santainya Arka memanjat tembok yang sudah ada tangganya disana, untuk bisa masuk ke sekolah. Hal ini sering terjadi pada Arka, begitupun pada teman-temannya. Jadi untuk berjaga-jaga, mereka menyiapkan tangga disana untuk memudahkan mereka memanjat tembok yang tinggi itu.

Arka berjalan mengendap-endap di belakang kelas agar dirinya tidak ketahuan siapa pun. Butuh usaha keras untuk bisa sampai di depan kelasnya, apalagi kelas XI berada di lantai dua.

Arka menghela nafas saat melihat pak Agus yang masih menjelaskan. Dengan langkah yang pelan, Arka masuk ke kelas. Tapi usahanya sia-sia saat pak Agus berbalik dan melihat dirinya.

"Selamat pagi, Arka." pak Agus menyapa Arka tapi raut muka pak Agus sangat tidak bersahabat. Datar.

Arka menggaruk kepalanya yang sudah pasti tidak gatal sama sekali. "Selamat pagi juga, bapak." Arka tersenyum kikuk.

ARKANO [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang