Halo semuanya, gimana kabarnya malam ini?
Buat yang nggak keluar malmingan, nggak usah sedih karena ada Arka dan Riri yang bakalan nemenin kalian:)Btw selamat membaca
•ARKANO•
Sejak tiga puluh menit yang lalu, Riri dan Arka sibuk mengemasi beberapa barang yang harus Riri bawa ke rumahnya. Tidak banyak, karena yang Riri ingin bawa ke rumahnya hanya barang-barang yang ia anggap sangat penting.
Riri berjalan dari arah dapur, membawa segelas air minum untuk Arka. Riri duduk di samping Arka yang sedang sibuk dengan ponselnya, entah membalas pesan dari siapa, Riri tidak tahu.
"Arka, minum dulu." ujar Riri.
Arka menoleh dan tersenyum pada kekasihnya. "Terima kasih, cantik."
"Setelah ini, langsung mau berangkat?" tanya Arka pada Riri.
Riri mengangguk. "Bentar, Riri mau ambil slingbag dulu di kamar." Riri berdiri dan berlalu masuk ke kamarnya untuk mengambil slingbag yang ia maksud.
Setelah itu, Riri berjalan keluar dari kamar dan berdiri tepat di hadapan Arka. "Ayo, Riri sudah siap."
Arka mendongak, tangannya ia gunakan untuk menarik sebelah tangan Riri yang membuat gadis itu duduk di pangkuannya. Arka melingkarkan tangannya di pinggang ramping Riri. Sedangkan Riri hanya diam karena kaget dengan apa yang dilakukan oleh Arka. Jantung Riri berdetak tidak karuan ketika Arka menumpuhkan dagunya di atas bahunya.
"Lima menit, aku butuh energi!" seru Arka dengan mata yang sudah terpejam.
Riri tersenyum mendengar perkataan Arka, gadis itu mengelus dengan pelan tangan Arka yang masih melingkar di pinggangnya.
Arka menghirup dalam-dalam aroma parfum Riri yang sangat memabukkan itu. "Sayang!"
"Hm." balas Riri.
"Kamu pake parfum apa sih, wangi banget."
Riri terkekeh mendengarnya. "Arka nggak usah tau."
"Kalau kayak gini, aku kan nggak bisa jauh dari kamu." ujar Arka pelan.
Lagi-lagi Riri terkekeh. Kemudian melepaskan kedua tangan Arka yang melingkar di pinggangnya. "Udah ah, nanti ditungguin mama."
"Ih masih kangen, sayang." ujar Arka dengan sedikit merengek.
Riri tersenyum geli melihat tingkah yang sangat menggemaskan dari kekasihnya. "Kok jadi manja banget?" tanya Riri.
"Orang manja sama pacar sendiri, ya nggak salah lah!" balas Arka.
"Ketua geng kok manja." tambah Riri yang semakin mengejek kekasihnya.
"Nggak mau pokoknya, aku masih mau meluk, masih kangen."
"Nggak malu apa sama anggota Averroes yang ratusan itu kalau ngelihat Arka manja begini?" tanya Riri yang diakhiri dengan kekehan kecilnya.
"Mereka nggak lihat." Arka semakin mengeratkan pelukannya pada Riri.
"Kalau Riri videoin, terus Riri ngasih lihat ke mereka, gimana?"
Arka langsung melepaskan pelukannya dan mendudukkan Riri di sofa, laki-laki itu berdiri dengan muka cemburut dan berjalan ke arah koper yang berisi pakaian Riri dan langsung menariknya. "Tau ah, terserah kamu!" ujar Arka lalu berjalan keluar meninggalkan Riri yang sudah melongo.
****
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat puluh lima menit, akhirnya mobil Arka memasuki halaman rumah Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANO [Revisi]
General FictionArkano Winata Adijaya, ketua geng motor Averroes angkatan 10 dengan bandana hitam yang selalu melekat di kepalanya. Arka adalah sosok ketua geng yang dikenal dengan perawakan laki-laki bertubuh kekar dan tinggi, yang membuat Arka menjadi sosok yang...