I wanna be yours.
. . . ."Kamu tunggu dulu disini ya. Aku mau ambil sesuatu."
Aku yang masih celingukan ngeliat dekorasinya langsung memandang Fajri yang berlari kecil.
Belum juga dijawab malah udah ngacir.Ok Aqil mari menetralkan diri dengan semua yang terjadi. Gak boleh suudzon. Tenang.. Rileks..
Dengan mata yang tertutup dan selesai menghela nafas, aku mendengar langkah kaki mendekat. Saat membuka mata, aku melihat Fajri membawa totebag.
"Ini buat kamu."
Aku mengambilnya, "Ini apa Faj?"
Fajri duduk, "Buka aja."
Aku melihat isi totebagnya, ada semacam box kardus sepatu. Dan bener aja begitu aku keluarin dan buka box nya, isinya beneran sepatu. Mana itu sepatu wishlist aku.
Seneng banget akhirnya bisa lihat dan megang langsung sepatu idaman haha."Kok bisa tau incaran aku Faj?" Dengan wajah sumringah dan sedikit terkejut aku terus memperhatikan sepatunya. Can't believe it.
Fajri ikut tersenyum, "Jangan kesenengan dulu, coba dipake sepatunya. Pas gak di kaki kamu?"
Aku mengangguk dan langsung mencoba sepatunya. Aaah senengnya karena pas di kaki.
"Pas Faj, gak longgar dan gak bikin sesek."
Fajri tersenyum, "syukurlah."
"Itu hadiah buat kamu, penyemangat ngambis ujian nanti."
"Makasih banyak Fajri. Gak nyangka bakal tau sepatu incaran aku."
Fajri hanya tersenyum. Tak lama makanan dan minuman datang menghiasi meja kita. Aku membereskan kembali sepatu pada tempatnya dan menyimpannya disamping kursiku.
"Ini ulah kamu ya?" Tanyaku sambil menunjuk sekitar.
Fajri yang sedang minum mengangguk.
"Kenapa?"
"Karena aku mau melakukan sesuatu yang kalau ada banyak orang disini dan ngeliat apa yang aku lakuin bisa bikin risih. Dan mungkin bisa bikin kamu risih juga."
Hah? Emang dia mau ngapain?
Hal apa yang bisa bikin aku risih?Hendak bertanya tapi Fajri lebih dulu bersuara.
"Aku mau nembak kamu lagi. Kali ini serius, Fajri mode serius. Bukan Fajri yang dulu cuman bermodal ego."
Aku hanya bisa diam. Fajri mode serius katanya, mau ngakak tapi ya takut juga. Jujur hari ini banyak kejutan. Aku tetap menatap Fajri dengan menggerakan jari tangan di bawah meja. Bisa dilihat ekspresi wajah Fajri sedikit tegang (?).
Fajri menarik nafas dan menghembuskannya.
"Jadi Raqil. Aku, Fajri Al Fatih udah jatuh dalam pesona seorang Raqil Adriansyah. I'm in love and I love you, Raqil. I wanna be yours. Do you wanna be mine?"
Aku yang mendengar pengakuan Fajri kali ini terharu. Fajri udah berubah, tolong mengapa dia bisa se-soft ini?
Aku memejamkan mata sebentar sambil menetralkan debaran jantung. Mau gak mau aku harus jawab, gak bisa dinanti-nanti lagi. Aku udah yakin dengan perasaan ini.
"Sebenernya Faj -"
"Stop, stop, wait. Belum siap ditolak. Bentar bentar." Fajri dengan teganya memotong kalimat yang udah aku siapin. Dia mengusap pelan dadanya.
Emangnya siapa yang mau nolak maneh sih Faj?! Semalem kan aku juga udah confess sama apa yang aku rasain. Ya masa lupa? Emang bikin kesel ya anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
For him
RomanceF a j r i x R a q i l ⚠ W A R N I N G ! ! ⚠ Cowok doyan cowok Homophobic? Jangan bandel baca | 5 Mei 2020 - |