[03] Pulpen

13.8K 1.4K 180
                                    

Plis, aku cowok tulen.

. . . .


"Keliling"

"Hah?!"

Apaan sih.

Gak ngerti sialan.

"Maksudnya?", tanyaku.

"Tadi lo ngajak gue keliling. Gue bersedia", jelasnya.

Aku tertegun, ini bocah freak juga ya.

"Ya gak usah gitu juga. Kan bisa baik-baik. Untung aku gak terbawa suasana, bisa-bisa kita udah baku hantam", ujarku yang disambut kekehan dari Fajri.

Bisa ketawa juga dia.

Lagian baru kali ini aku ngeliat makhluk macam Fajri.

Menerima ajakan dengan cara yang agak absurd mungkin?

"Iya, sorry. Gue khilaf"

"Aku maafin. Nah, sekarang mending ke kantin aja. Aku laper, istirahat tinggal 10 menit lagi", pintaku yang teringat kalau perut belum diberi asupan.

"Hem", Fajri kembali mejadi manusia es.

"Kelilingnya besok lagi aja ya", tawarku.

Fajri mengangguk.

.

.

.

Boleh kenalan dulu?

Nama aku Raqil Adriansyah.
Anak bungsu dari keluarga kecil yang harmonis.
Umur 17 tahun dan duduk di bangku SMA kelas 11 jurusan IPA.

Anak bungsu dan punya abang namanya Rafiq Firmansyah, 5 tahun di atasku.

Di sekolah, sialnya sering dijailin sama temen-temen dikelas maupun yang aku kenal di kelas lain. Mereka sering manggil aku dengan panggilan "Manis". Kecuali Dian, dia lebih suka memaki setiap kita ketemu.

"Hei, manis"

"Eh aya si manis"

"Tos timana manis?"

Plis, aku cowok tulen.

C o w o k t u l e n

Aku tampan.

Aku manly.

Aku gak manis, apalagi imut.

BIG NO!

Cowok mana yang mau di panggil manis anjir?

Terkadang heran aja gitu dengan pandangan mereka.

Aku?

Manis?

Darimana nya?

.

.

.

Bel tanda pulang berbunyi.

KBM pelajaran terakhir selesai juga, bu guru sudah keluar kelas.

Aku melirik jam yang ada di pergelangan tangan,

'hem, jam 3 lebih 15'

Aku sedikit meringis, rasa perih di pergelangan tangan masih kerasa.

Seketika ruangan gaduh, aku mendengar decitan kursi yang bergesekan bergantian.

As always.

Mereka ada yang terburu-buru pulang, ada yang langsung lari ngacir keluar kelas, ada yang rajin piket dulu, ada yang main kejar-kejaran karena gak mau piket.

For himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang