"Aqil, ayo kita pulang"
. . . .
"Mau tidur di sebelah kanan atau kiri?"
Fajri yang sehabis keluar dari kamar mandi mendekat ke arahku yang sedang duduk di kasur.
"Kiri aja"
Aku mengangguk, mulai menggeser ke samping kanan, merebahkan diri dan memilih menyamping ke kanan.
Jujur, mau mejamin mata aja berasa susah gini. Entah kenapa merasa canggung, risih juga. Padahal sama-sama cowok.
Eh, bentar. Ini Fajri udah di atas kasur atau belum sih? Perasaan daritadi gak ngerasain ada pergerakan di sebelah kiri.
Detik itu juga aku menyesal karena menoleh ke belakang. Fajri masih berdiri sambil menyunggingkan senyuman yang menurut aku aneh, ditambah dia bertelanjang dada.
Entah sejak kapan dia melepas bajunya. Untung saja celananya aman, gak dia lepas.Mau pamer abs?
Atau mau ngapain?
Iya tau kok, badan kamu bagus. Tapi gak usah pamer juga bisa kan :)
Bodohnya, aku malah terdiam dan masih menatap roti sobek eh-- tubuh Fajri.
"Terpesona?", tanya Fajri yang sukses menyadarkanku. Dia mulai naik ke kasur dan merebahkan diri.
Aku memutar kedua bola mataku malas. Terpesona ndasmu. Aku merubah posisi rebahanku menjadi telentang mengikuti Fajri, menatap langit-langit kamar. Lama menatap langit-langit kamar, aku mencoba melirik Fajri yang ternyata sudah memejamkan matanya.
Entah dapat dorongan darimana, aku merubah posisi menyamping ke arah Fajri dan menatap lurus ke arahnya. Ada rasa nyaman menatap wajah tenangnya saat tertidur dari sini.
"Kalo mau minta di peluk bilang. Gak usah liatin kayak gitu", ucap Fajri tiba-tiba.
Aku auto terkejut, kirain ini anak udah tidur, taunya cuman merem doang. Merasa tercyduk ngeliatin.
Tapi Fajri kepedean banget, siapa juga yang pengen di peluk sama dia?
Yang ada aku mau nabok wajahnya."Bacot. Tidur aja sana"
"Iya tidur iya"
Aku hendak membalikkan badan, namun dengan cepat ada tangan yang menarikku masuk dalam dekapannya. Siapa lagi kalau bukan milik Fajri. Aku berontak, merasa risih di peluk sama cowok yang lagi bertelanjang dada gini.
Tapi rasanya hangat.
"Lepas heh", aku berusaha mendorong tubuhnya untuk menjauh, namun tenagaku sangat mengecewakan.
"Udah diem aja. Biarin gini, daripada aku perkosa kamu disini"
What the ...
Karena malas berdebat, aku nyerah aja lah. Lagian udah ngantuk juga. Biarin kita tidur dengan posisi kayak gini, yang penting dia gak macem-macem.
Aneh ya, tadi susah tidur , buat meremin mata aja susah. Eh sekarang, langsung ngantuk aja.
Apa ini efek pelukan Fajri?
Ah masa.
.
.
.
.
Sejak Fajri nginep di rumahku pertama kalinya. Dia semakin nempel kayak permen karet. Bahkan sering nginep juga, mau hari sekolah ataupun weekend. Kita juga jadi sering main bareng, Fajri yang ngajak.
KAMU SEDANG MEMBACA
For him
RomanceF a j r i x R a q i l ⚠ W A R N I N G ! ! ⚠ Cowok doyan cowok Homophobic? Jangan bandel baca | 5 Mei 2020 - |