[15] Cendol Chatime

7.5K 894 173
                                    

"Bentuk kasih sayang, mang"

. . . .

Walaupun gak bisa lihat wajah orang itu, aku bisa denger suaranya. Dan ternyata...

"Bidadari gue masih ada?"

Anjay.

Itu suara yang aku kenal.

Suara serak khas orang yang sangat aku kenal.

Fajri.

"Hah?", hanya kata itu yang terlontar dari mulut Fathur.

Aku aja cengo di tempat.

Bidadari apaan coba?

Lagi halu atau apa?

"Aqil. Bidadari gue. Masih ada kan?"

HAHHHH?!!

AKU?!!!

KENAPAA?!!

Fathur yang membelakangiku pun menoleh padaku, setelahnya dia bergeser ke kanan tanda dia menunjukan pada Fajri bahwa aku masih disini. Aku dan Fajri saling bertatapan, aku masih setia menunjukan wajah cengo, sedangkan Fajri tetap memasang wajah andalannya.

Entah kenapa suasana di sekre jadi canggung gini. Fathur, Farhan, Ghani dan Daffa menatap aku dan Fajri bergantian, minta penjelasan.
Aku hanya bisa menggaruk tengkuk yang gak gatel sama sekali. Bingung harus gimana.

"Ayo pulang", tanpa sadar Fajri udah berdiri depan aku.

"E-ehh i-iya"

Tanpa nunggu berlama-lama, aku langsung pamit ke semua yang ada di sekre. Berjalan keluar mengikuti langkah Fajri.

Hahhh.. Aku bisa bernafas lega setelah keluar dari sekre. Masih kesel juga, si biadab ngomong yang ngga-ngga. Kan asem.

Sambil terus berjalan, sesekali aku melirik kantong plastik yang dijinjing Fajri.

Uwaw.

Chatime.

Dia beli Chatime.

Keliatan dari kantong plastiknya, ada 1 minuman Chatime dan ada 1 minuman es cendol.

Aduh ngiler.

Jadi pengen.

Sampai di rumah mang Jek, Fajri mengambil motornya yang terparkir indah di sana. Aku memilih duduk di bangku kayu depan rumah untuk menunggu Fajri mengeluarkan motor.
Tak disangka Fajri menghampiriku tanpa membawa motornya. Dia malah menyodorkan kantong plastik yang sukses buat aku tambah ngiler.

"Nih buat kamu, diminum"

Alhamdulillah, rezeki gak akan kemana.

Fajri peka, aku suka.

Jadi pengen cepet menyeruput Chatime dan ngunyah boba nya.

"Asik, makasih ya", aku mengambil plastik itu , mulai mengambil Chatime untuk diminum pertama. Es cendol nanti dirumah aja.

"Es cendolnya yang buat kamu"

Seketika pergerakanku yang hendak menusuk sedotan ke minuman Chatime terhenti.

Watdefak.

Fajri kamvret, kenapa gak ngomong dari awal?

Bangke sekali, aku jadi malu kan.

Maaf aja ya, aku kan ngiranya kedua minuman ini buat aku :(

"O-o-oh iya"

Terpaksa kebahagiaanku luntur untuk meminum Chatime. Tapi gak apa lah, es cendol juga lebih enak, gratis pula. Bersyukur aku mah.

For himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang