"Udah kenyang natap gue kek gitu?"
. . . .
Terusik dengan cahaya mungil yang mengintip malu malu tai kucing dari celah jendela itu rasanya suatu gangguan yang amat menyebalkan.
Gara-gara cahaya mungil itu kenikmatan tidur di weekend ini terganggu.
Ingin berkata lembut.
'Lembut'
Sudah terlanjur terganggu akhirnya aku membuka kelopak mata ini perlahan tapi pasti, menatap langit-langit kamar sambil memfokuskan penglihatan.
My youth, my youth is yours ~
Trippin' on skies, sippin' waterfalls ~Hadeuh, ini siapa lagi yang nelpon.
Dengan tubuh setia menempel di kasur, tanganku meraih benda yang menjadi sumber suara di atas nakas sebelah kasur.
Oh si manusia es.
Aku menggulirkan ikon berwarna hijau tanda menerima panggilan.
...
Halo?
Faj?...
Masih hidup kan?
Gue otw
Otw apa -
Tut tut tut
Eh si bambank, malah dimatiin.
Oh iya ya, Fajri kan mau dateng ke sini buat ngambil helmnya.
Tapi ini mah kepagian banget, kirain bakal dateng sore.
Yaudah aku siap-siap dulu.
Eits.
Santuy.
Siap-siap disini yang aku maksud adalah melaksanakan ritual sesudah bangun tidur, seperti gosok gigi, cuci muka, pup, pipis atau langsung mandi. Bukan siap-siap menunggu kedatangan Fajri :(
Setelah selesai bergulat dengan ritual pagi ini, aku turun ke bawah dan mendapati abang sendirian lagi sarapan.
Aku menghampiri meja makan dan langsung mengambil tempat duduk tepat di sebelah bang Rafiq.
"Pagi bang"
"Pagi yang", canda abang sambil ngecup kepalaku dengan mulut yang penuh makanan.
"Bang, geleh ih. Itu mulut penuh makanan gitu. Jorok ah"
Abang cuman cekikikan. Sedangkan aku sibuk membersihkan noda-noda yang sedikit tertempel di rambut.
"Abang ke kampus jam berapa?", tanyaku sambil mulai makan.
"Lagi nyantai, de. Siangan abang ke kampusnya", jawab abang.
"Bang, papah sama bunda kemana?", tanyaku lagi setelah sadar akan ketidakhadiran kedua orang yang aku cintai di rumah ini.
"Biasa, lagi kencan, de. Nanti sore juga pulang"
Aku cuman ngerespon dengan mulut membentuk huruf "O".
Ngakak anjay, kencan kemana lagi coba?
Nah,
Ortu aku memang selalu bucin, tapi mereka gak pernah sampai lupa kalau mereka udah punya anak dan masih ingat umur.Jadi aku hanya bersyukur melihat cinta mereka yang benar-benar terlihat tulus.
Biasanya papah dan bunda kencan hari Sabtu. Mengingat papah dan bunda sebagai desainer, mereka punya waktu senggang di hari Sabtu-Minggu, itupun jika tak ada panggilan mendadak.
KAMU SEDANG MEMBACA
For him
RomanceF a j r i x R a q i l ⚠ W A R N I N G ! ! ⚠ Cowok doyan cowok Homophobic? Jangan bandel baca | 5 Mei 2020 - |