"Sayang, bukain pager"
. . . .
Hey.Mau tau gak?
Iya, mau tau gak?
Itu loh.
Devan.
Saha Devan teh.
(Siapa Devan)
Mau tau?
Setelah Fajri ngobrol sama si Devan Devan itu, aku langsung to the point nanya siapa itu teh.
Fajri untungnya jawab, gak pake acara bercanda lagi kayak biasanya.
Dia jawab gini , "Devan, kakak tiri aku"Oh, ternyata Fajri punya kakak tiri.
Ngapain ya sampe nyamperin ke sekolahan segala? Tadi juga orang yang namanya Devan itu -- eh atau aku panggil kak Devan aja? Yaudah. Tadi juga aku liat kak Devan pake jas rapi, layaknya pria kantoran.
Penasaran nih. Mereka ngobrolin apa.
Dari situ aku hanya mengangguk. Jujur sih, ingin lebih tau tentang keluarga Fajri, namun aku urungkan, nanti aja aku tanyanya kalau lagi berduaan. Hehe. Bukan itu juga sih, aku bisa liat raut wajah Fajri yang kurang bersahabat.Ya sudahlah.
Seperti biasa, waktu KBM terakhir telah usai, bel tanda pulang juga sudah berbunyi nyaring.
Tiba-tiba Dian menghampiri mejaku, aku yang baru saja menutup buku catatan harus mendongak untuk melihat Dian yang sudah berdiri di sana.
"Aqil, cepet jadian. Keburu si 'dia' di ambil orang", Dian langsung ngacir meninggalkan aku yang masih mencerna perkataannya.
Hah?
Jadian?
Di ambil orang?
Padahal kan aku mau nanya, maksud
Dian itu apa. Eh si bocah kamvret itu main ngacir begitu aja. Mana sok sibuk tiap aku ajak main, sekarang sekalinya ngomong gak jelas banget.Kan asem.
Tak mau berpikir rumit, aku segera membereskan alat tulisku. Setelah selesai aku menoleh ke Fajri yang sudah berdiri di sampingku, aku tersenyum ke arahnya.
"Ay--- "
"Maaf, aku ga bisa nganter kamu dulu"
Suaraku dan suara Fajri saling beradu bersamaan. Ucapan Fajri sukses membuat aku terdiam, senyumanku luntur, raut wajahku seakan meminta penjelasan.
Mungkin Fajri yang peka, segera memberi alasannya.
"Aku mau nganter pulang Divnan", jawabnya sambil mengelus-elus kepalaku, mengabaikan orang-orang yang masih berada di kelas.
Fajri dimanapun dan kapanpun gak akan malu untuk berkontak fisik denganku, padahal aku yang malu.Yaiyalah. Dua cowok keliatan bermesraan depan publik, ya walau aku pasrah tapi tetep aja masih agak malu.
Oke kembali ke topik.
Divnan?
Saha deui eta?
(Itu siapa lagi?)
Kenapa hari ini banyak nama yang baru aku dengar?
Divnan cewek atau cowok?
Kenapa Fajri sampe milih pulang bareng dia dibanding aku?
Bukannya gimana-gimana, tapi aku kecewa setelah dia bilang ga bisa pulbar -pulang bareng- aku. Padahal aku mau ngajak Fajri makan diluar sekalian main.

KAMU SEDANG MEMBACA
For him
RomanceF a j r i x R a q i l ⚠ W A R N I N G ! ! ⚠ Cowok doyan cowok Homophobic? Jangan bandel baca | 5 Mei 2020 - |