"Kamu Elda?"
. . . .
"Gak apa kan Faj?" Tanyaku.
"Aku -bentar ada yang telepon."
Fajri mengeluarkan ponsel dari saku, bukannya langsung dijawab, dia malah memandangi layar ponselnya.
Aku sempat melirik ke layar ponsel Fajri dan melihat nama kontak yang memanggilnya, 'Ayah'.Setelahnya Fajri menepuk pundak ku lembut dan berjalan menjauh sambil menerima telepon.
"Om kayaknya mau langsung pulang aja. Kalian lanjut main aja ya."
"Masih hujan loh om, join bareng sama kita aja gapapa kok."
"Gak apa, om bawa mobil. Lagian sekarang udah sore juga, harus nyiapin makan malam. Have fun ya kalian."
Om Elda hendak pergi namun suara Fajri membuat kita berdua menengok kearahnya.
"Pah tunggu."
Akhirnya Fajri bisa membiasakan manggil om Elda 'papah'. Aku juga bisa liat ekspresi om Elda yang sumringah karena dipanggil 'papah' oleh Fajri.
"Aqil pulang bareng papah gak apa kan? Maaf, aku ada urusan penting, gak bisa anterin kamu pulang." Tanya Fajri kepadaku.
Aku mengangguk, "Iya gapapa Faj."
Fajri melirik om Elda, "Pah, nitip Raqil ya."
"Iya tenang aja, papah bisa anterin pulang Aqil."
"Thank you."
Fajri mendekat dan menggenggam tanganku, anjir depan om Elda banget.
"Maaf ya. Aku pergi dulu."
"Iya, hati-hati Faj."
Setelah Fajri pergi, aku dan om Elda berjalan ke arah basement dimana mobil om Elda terparkir. Ada urusan apa ya kira-kira? Mana Fajri hujan-hujanan pastinya. Gimana kalau besok sakit? Suara om Elda membuyarkan lamunanku.
"Ayo masuk. Lagi mikirin apa sih sampai serius gitu?" Tanya om Elda sambil terkekeh.
Aku menggaruk tengkuk dan menggeleng, "Ah gak mikirin apa-apa kok om hehe."
Dalam perjalanan di mobil aku sibuk memberi petunjuk arah ke rumah pada om Elda. Walau kita satu komplek, om Elda terbilang penghuni baru disini kan jadinya belum hafal tiap jalan di komplek Margahayu ini. Iya tau, aku juga yang hampir mau 18 tahun tinggal disini susah buat hafalin jalan. Oke fine, thank you udah ngingetin.
"Nah di depan om, rumah aku yang pager nya kebuka."
"Oke."
Mobil om Elda berhenti tepat di depan rumahku. Aduh ini pager rumah kenapa dibiarin kebuka lebar gini sih. Kebiasaan jelek orang rumah emang, selalu ceroboh, kecuali aku lol.
"Makasih ya om tumpangannya. Mau masuk ke rumah dulu ga om?" Tanyaku sambil bersiap-siap keluar mobil.
"Ah gak usah Aqil, thank you. Om langsung pulang aja. Udah gak ada yang ketinggalan barang kamu nya?"
"Oke deh om, sekali lagi makasih ya. Iya barang bawaan aku cuman ini aja." Ucapku sambil memperlihatkan totebag pada om Elda.
Om Elda mengangguk.
Segera aku keluar dari mobil dan langsung masuk ke rumah karena hujan masih cukup deras. Om Elda juga nyuruh aku langsung masuk rumah tanpa nunggu mobilnya pergi.
Sampai di depan pintu, aku disambut papah yang terlihat baru saja selesai mandi.
Duh bapak urang kelakuan beres mandi tara make baju, talanjang dada kitu.* Untung badan beliau bagus tidak buncit seperti bapack-bapack pada umumnya lol.
KAMU SEDANG MEMBACA
For him
RomanceF a j r i x R a q i l ⚠ W A R N I N G ! ! ⚠ Cowok doyan cowok Homophobic? Jangan bandel baca | 5 Mei 2020 - |