Taehyung menutup buku yang ia baca lalu menaruhnya di nakas, sambil bersandar pada kepala ranjang ia memijat pangkal hidung setelah membuka kacamata baca. Kantuknya tak kunjung datang, padahal membaca buku adalah cara ampuh untuk membuatnya mengantuk, sayangnya hal itu tak bekerja kali ini.
Sedikit menyamankan posisi punggung yang bersandar di kepala ranjang. Pikiran Taehyung melayang pada sang istri yang tak pernah lagi mencari-cari perhatiannya seperti dulu, seperti saat-saat mereka menyandang titel pengantin baru.
Taehyung sadar perlakuannya pada Jia di masa lalu sangat keterlaluan. Taehyung tak pernah membayangkan perbuatannya itu akan membuat perlakuan Jia padanya berubah seratus delapan puluh derajat. Sejak saat itu, suasana rumah selalu dingin dan sunyi, tak lagi hangat dan ramai karena Jia yang cerewet dan ceria.
Dulu, kalau baru pulang dari kantor, Taehyung yang baru membuka pintu akan disambut suara televisi. Jika ia melangkah lebih dalam lagi dia akan menemukan pemandangan Jia yang duduk melantai di depan televisi sambil memeluk setoples kue kering. Terkadang Taehyung mendapati Jia tertidur di depan televisi dengan banyak remahan di sudut bibirnya, atau biasa juga Jia sampai terkantuk-kantuk, tetapi masih mendekap erat kotak makanan di perutnya.
Mengingat semuanya Taehyung tersenyum getir. Hanya bisa menertawakan diri dalam hati. Kesalahan yang tak bisa dimaafkan di masa lalu membuatnya selalu menyalahkan diri. Hingga ia muak karena terus diabaikan Taehyung berakhir mengikuti alur keputusan Jia, yang pada akhirnya membuat mereka seperti orang yang tak saling mengenal.
Sejak saat itu Taehyung tak lagi mendapati Jia di ruang duduk. Jia memisah kamar dan sebisa mungkin menghindari Taehyung. Jia sungguh tak ingin berpapasan dengannya, kalaupun mereka tak sengaja berpapasan Taehyung hanya akan melihat pemandangan istrinya membuang muka. Dua bulan mereka menjalani hidup seperti itu akhirnya Jia memutuskan untuk bekerja dan jadi lebih jarang berada di rumah.
Dan berlanjutlah kehidupan rumah tangga mereka yang tak berwarna hingga saat ini.
Taehyunglah yang merenggut warna hidup Jia. Dan, hingga saat ini pria menyedihkan itu tak pernah meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.
Paginya Taehyung memutuskan tak berangkat kerja. Semalaman dia tak bisa tidur. Saat Taehyung membuka pintu kamarnya sayup-sayup terdengar suara televisi di lantai satu. Taehyung berjalan sepuluh meter dari pintu kamarnya ke pagar balkon dalam rumah, di bawah sana Jia sedang menonton variety show kesukaannya, dipenuhi tawa sambil memeluk setoples kue di depan dada. Baru semalam Taehyung memikirkan suasana ini.
Ternyata Jia juga tidak berangkat kerja hari ini, mungkin karena kejadian semalam wanita itu memutuskan untuk bolos.
Bersamaan Taehyung berjalan ke tangga, Jia beranjak membawa nampan kuenya yang sudah habis ke dapur.
***
Jia tak tahu kalau Taehyung juga memutuskan tak berangkat kerja hari ini. Sementara sedang mencari kue yang tadi ia makan, kepala Jia dipenuhi pertanyaan-pertanyaan mengenai Taehyung; Ada apa dengan pria ini? Mengapa bawah matanya jadi seperti itu? Apa ia tidak tidur semalaman? Tumben sekali tidak berangkat kerja.
Tangan Jia terangkat, membuka satu persatu pintu lemari dapur, mencari sisa kue enak itu.
Taehyung membuka lemari es, mengambil sekaleng soda lalu meminumnya di depan kulkas yang dibiarkan terbuka. Jia memicingkan mata, memfokuskan pandangannya pada kotak kue yang ada di dalam kulkas. Jia mendekat, memeriksa kotak itu dan benar saja itu adalah sekotak kue dasik yang ia cari-cari.
Bibi yang mengurus rumah memberikan Jia sepiring kue dasik sebelum berangkat ke pasar. Jia selalu menjumpai kue itu di acara pernikahan. Dasik memiliki berbagai macam warna, dan setiap warnanya memiliki rasa yang berbeda, Jia paling suka rasa kacang, warnanya putih. Ukuran dasik hampir sama seperti kue nastar, hanya saja dasik dicetak menggunakan cetakan berpola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuffy
RomanceHwang Taehyung menjalani hidup tanpa berarti setiap harinya, hidupnya datar dan selalu berulang seperti hari kemarin. Bangun pagi, berangkat kerja, dan kembali tidur. Hingga suatu hari istrinya yang tak pernah kelihatan batang hidungnya tiba-tiba me...