Empat bulan yang lalu terakhir kalinya Jia mendatangi tempat ini, dan sekarang ia kembali menginjakkan kaki di kediaman mertuanya. Dengan berat hati ia harus kembali menyambangi rumah tersebut karena tentu ia akan bertatap muka dengan Hwang Sun-gyu yang tak lain adalah ibu mertuanya.Mau sampai kapan terus menghindar, jika kenyataannya wanita paruh baya itu ditakdirkan memiliki umur panjang. Jika bukan karena dua bocah lucu itu sedang merayakan hari istimewanya sudah pasti Jia akan mencari berbagai macam alasan untuk tidak datang.
Kedatangan Taehyung dan Jia disambut baik oleh keluarganya terkecuali Nyonya Sungyu, orang yang selalu memasang air wajah tak ramah sejak dulu sekalipun pada putranya sendiri. Hal itu bukan pertama kalinya bagi Jia yang sudah kesekian kali bertemu dengan Ibu mertuanya.
Jia duduk bersila di lantai beralas karpet bulu. Dan, di hadapannya kini ada dua bocah kembar berusia lima tahun yang menduduki sofa, dua pasang kaki-kaki mungil itu dibalut stoking tebal berwarna abu-abu. Salah satunya terus berceloteh panjang lebar mengenai hal-hal baru yang ia alami di sekolah. Jia setia mendengarkan Yena, bercerita tentang aktivitas di sekolah. Sementara Yuna si yang paling tua akan menimpali sekali-kali.
"Benar tidak masalah kalau Imo melupakan gift untukmu?" Jia memiringkan kepalanya sedikit.
Yuna mengetuk-ngetuk bibir menggunakan telunjuk sambil melihat ke atas. "Sebenarnya Yuna sedikit kecewa, tapi, tidak masalah. Imo masih memiliki banyak waktu untuk memberikan kami gift." Yuna seketika memutar kepalanya ke arah Jia. Matanya yang mengilap seperti manik anak kucing berkedip-kedip menatap Jia.
"Bagaimana dengan Yena? Apa Yena marah kepada Imo?" Jia mengarahkan pandangannya kepada Yena yang sedang menguncir rambut boneka Barbie barunya.
"Tidak masalah. Imo bisa membelikan kami di lain waktu." Yena menjawab begitu santai, seperti orang dewasa yang pemikirannya tenang dalam menanggapi segala hal. Jarang sekali anak seusianya memiliki jiwa tidak rusuh seperti itu.
Jia mengangguk paham kemudian ia berterima kasih kepada Si kembar. Setelah berjanji akan mengajari keduanya melukis saat memiliki waktu senggang Jia beranjak menuju jendela besar yang mengarah langsung ke halaman yang dipenuhi tumbuhan lavender, hendak menerima panggilan telepon Kepala Dapur di restorannya.
Membahas beberapa kendala mengenai pangan yang mulai menipis. Menjadi seorang manajer restoran dengan konsep family style tak membuatnya bisa bersantai-santai.
Ponsel masih tertempel di daun telinga, Jia membuka pintu menuju halaman lalu menutupnya lagi. Karena terlalu asyik bercakap sambil berjalan, ia tak sadar langkahnya membawanya ke halaman yang penuhi begitu banyak tanaman milik sang ibu mertua. Ada berbagai macam jenis tanaman dan yang paling mendominasi adalah tanaman Jade Plant. Daunnya mungil dan terlihat gemuk seperti batu giok.
Sungyu ada di sana, duduk di kursi santai dekat tanamannya sambil membaca sebuah buku di tangan. Jia mengakhiri percakapan dengan sang pegawai, mengantongi ponsel di saku celana dan dengan sopan mengambil duduk di kursi samping sang ibu mertua.
"Sampai kapan kau akan terus sibuk dengan pekerjaan? Ada Taehyung yang bekerja. Apalagi yang kau cari?" Sungyu membalik lembar bacaannya.
Pembahasan ini bukan pertama kalinya, Jia akan mendapatkan pertanyaan serupa jika sedang berkunjung atau dari sambungan telepon. Ucapan Sungyu benar bahwa, uang yang Taehyung berikan memang lebih dari cukup. Namun percuma, Jia tidak akan menggunakan uang yang di berikan suaminya itu dengan cuma-cuma. Selama menikah Jia tak sedikitpun menyentuh uang yang dikirimkan Taehyung.
"Aku hanya merasa kesepian jika terus di rumah," ujar Jia dengan suara rendah. Alasan satu ini memang benar namun rasanya tidak mungkin ia membeberkan alasan sesungguhnya ia menyibukkan diri dengan pekerjaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stuffy
RomansaHwang Taehyung menjalani hidup tanpa berarti setiap harinya, hidupnya datar dan selalu berulang seperti hari kemarin. Bangun pagi, berangkat kerja, dan kembali tidur. Hingga suatu hari istrinya yang tak pernah kelihatan batang hidungnya tiba-tiba me...