Taehyung menggosok rambut basahnya. Saat keluar dari kamar mandi pandangannya langsung tertuju pada tempat tidur, Jia masih terlelap. Keduanya sampai di Jeju sekitar pukul lima sore dan sekarang sudah hampir jam tujuh malam. Perjalanan yang jauh membuat Jia lelah dan langsung tidur saat sampai di hotel.
Kedua sudut bibir Taehyung terangkat selagi menduduki tepian ranjang, dipandanginya wajah Jia yang damai dalam lelap. Taehyung jadi teringat, dulu dia hanya berani melihat wajah Jia dari kejauhan saat tanpa sengaja menemukan Jia tertidur di sofa. Dulu Taehyung tak memiliki keberanian untuk menatap lebih lama, Taehyung selalu menepis perasaan yang tiba-tiba muncul ketika menatap wajah istrinya dalam waktu lama. Kesadaran dalam dirinya sering kali tertutupi gengsi.
"Istriku cantik sekali," gumamnya lirih. Tangannya membelai rambut Jia, menyelipkan anak rambut yang menutupi pipi Jia selembut mungkin agar tidak mengusik ketenangan sang istri.
Belum puas memandangi Jia yang tertidur, Taehyung mengubah posisi menyangga dagunya dengan senyum merekah seperti bunga mawar yang tengah mekar. Kenapa semakin hari kadar kasmaran Taehyung semakin bertambah? Sepertinya itu bukan masalah selagi pada istrinya sendiri.
Tersadar, Jia sayup-sayup membuka mata. Sudah merasa cukup dengan tidurnya, rasa lelah pada tubuhnya sedikit berkurang. Entahlah akhir-akhir ini ia jadi sering tidur kalau tidak Jia akan merasa sangat lelah. Mungkin efek terlalu bersemangat dalam memasak dan mengurus rumah. Seperti keinginannya menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, Jia bekerja mengurus keseluruhan rumah hanya seorang diri jadi wajar jika sering tidur dan kelelahan.
"Sudah cukup tidurnya?" tanya Taehyung kelewat lembut. Kenapa pria ini semakin manis setiap harinya.
Beruntung tidak sih menjadi Jia? Memiliki seorang suami yang tampan, pekerja keras, memperlakukan istrinya seperti seorang ratu. Kemarin Taehyung sempat menawarkan untuk mencari seorang asisten rumah tangga lagi untuk meringankan pekerjaan rumah, tapi Jia menolak. Jia merasa masih sanggup untuk melakukannya sendiri.
"Kenapa tidak membangunkanku? Lihatlah aku jadi seperti kerbau yang suka tidur."
Satu kecupan singkat mendarat pada bibir Jia, "Memangnya ada kerbau secantik ini?"
Lama-lama Jia bisa terkena serangan jantung kalau yang ia hadapi setiap saat adalah gombalan maut dari sang suami. Pipinya mulai memanas, tangannya reflek memukul dada Taehyung yang kini sudah berganti posisi menindihnya. Taehyung menyangga tubuh dengan kedua tangan yang berada di kedua sisi tubuh Jia.
Napas keduanya saling menerpa, perlahan-lahan Taehyung mendaratkan pucuk hidungnya di atas hidung Jia.
Taehyung jadi mengingat saat di mana mereka masih terpenjara dalam perang dingin. Dulu Taehyung hanya bisa tersenyum miris pada diri sendiri ketika melihat teman-temannya yang mendapatkan telepon dari istri-istri mereka meskipun sekedar menanyakan 'ingin dimasakan apa ketika pulang nanti' atau 'jangan lupa untuk makan siang' sedangkan dirinya hanya mendapatkan peringatan dari sang sekertaris agar tidak melupakan makan siang. Benar, dulu Taehyung sering lalai untuk makan siang. Jika diingat kembali, banyak kenangan dan kejadian yang membuat separuh hidupnya hanya untuk bekerja. Bukan keharusan bukan pula paksaan, Taehyung menghabiskan separuh waktunya dengan bekerja hanya untuk mengalihkan kesengsaraan batinnya yang terperangkap oleh rasa bersalah dan segala kenangan pahitnya.
Taehyung berjanji, mulai detik ini ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Di balik senyumnya ada banyak ketakutan yang berusaha ia tutupi. Ia takut suatu saat akan kembali mengecewakan wanita di hadapannya. Ia akut jika tak bisa memenuhi janjinya untuk menjadi pemimpin keluarga yang baik. Masih banyak lagi ketakutan-ketakutan dalam dirinya. Yang jelas dan yang paling utama adalah, Taehyung takut hal yang belum ia ungkap pada Jia akan menjadi konflik besar dalam pernikahannya dan membuat hubungan mereka berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuffy
RomanceHwang Taehyung menjalani hidup tanpa berarti setiap harinya, hidupnya datar dan selalu berulang seperti hari kemarin. Bangun pagi, berangkat kerja, dan kembali tidur. Hingga suatu hari istrinya yang tak pernah kelihatan batang hidungnya tiba-tiba me...