24 | Untruth

765 133 6
                                    

akhirnya dobel up💗

Happy reading...



Pikirannya melanglang ditelan keheningan malam. Taehyung masih menyandarkan punggung pada sandaran kursi ditemani cahaya minim dari lampu yang bertengger di meja kerjanya. Nyaris tiga jam ia mencoba menyelesaikan pekerjaan dan membalas email-email yang di kirimkan oleh sekertaris terkait pekerjaan dan perkembangannya. Namun, rasanya benaknya sangat sulit dialihkan. Ketakutan sepanjang malam seperti bayang-bayang sihir yang tengah mengintai, bahkan sekedar tidur pun gelisah.

Lagi-lagi pandangannya tertuju ke arah samping kanan, di mana Jia tertidur dalam posisi memunggunginya. Wanita itu masih marah lantaran hal sepele saat di restoran.

Pikirnya jauh lebih baik memikirkan bagaimana cara agar wanitanya tidak pergi daripada memikirkan kapan waktu yang harus ia tentukan untuk semuanya terungkap.

Terlalu ngeri. Diulangi beberapa kali pun jawabannya akan tetap sama, sedikitpun ia tidak pernah berniat menjadi pria pembohong.

Sadar, sangat sadar Taehyung tak pernah lupa jika kebohongan tidak selamanya dapat tersimpan rapih. Apalagi abadi.

Taehyung merapihkan susunan berkas lalu menutup laptopnya lantas beranjak menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan mencuci wajahnya yang terasa berminyak. Sebelum benar-benar ikut bergabung di samping Jia, Taehyung lebih dulu mengambil dua botol air mineral di lantai bawah. Persediaan kalau-kalau Jia terbangun karena haus saat tengah malam.

Saat kembali dari lantai bawah Taehyung melirik ke samping kiri tepat pada jam dinding yang berpijak pada angka dua belas malam. Setelah meletakkan dua botol di atas nakas, tepi ranjang, Taehyung baru menyadari punggung Jia bergetar serta isak tangis kecil. Sigap, Taehyung langsung naik ke ranjang, memeluk Jia dari belakang sembari membalik tubuh mungil itu agar wajah mereka bertemu.

Benar saja, mata Jia basah. Taehyung mengusap lembut pipi serta menyingkirkan anak rambut Jia yang basah dan lengket karena air mata. Bukan pertama kali Jia menangis mendadak di tengah malam dan berakhir meminta sesuatu yang aneh, ini keempat kalinya Jia menangis di tengah malam. "Kenapa menangis? Anak kita ingin sesuatu lagi?"

Sekarang apa lagi? Setelah kemarin malam Jia ingin Taehyung memakan ubi bakar yang gosong sedikit hampir menjadi arang. Berkeliling komplek menggunakan sepeda. lalu sekarang apa lagi?

Samar-samar Taehyung bisa melihat mata Jia yang berkedip-kedip seperti anak kucing, bulat mengkilat juga keningnya mengerut. Tampak Jia ragu, takut kalau Taehyung menolak keinginannya.

"Katakan, apa itu?" ucap Taehyung saking lembutnya hingga tersamarkan oleh napasnya.

"Mau makan lagi tidak?"

"Bisa yang lain tidak? Aku sudah sangat kenyang, Ji."

Oh, laki-laki memang seperti itu. Selalu mengulangi kesalahan yang sama.

Sadar akan salahnya Taehyung sampai gugup ketika mulut Jia sudah terkatup rapat. "Baiklah, kau ingin aku makan apa?"

Seketika senyuman Jia seperti matahari terbit, cerah, indah bersinar.

Tanpa pikir panjang Jia segera beranjak dari ranjang dan menarik tangan suaminya menuju ke lantai bawah tapatnya di dapur. Jia mengeluarkan beberapa makanan yang sudah ia pesan tadi sore.

Pizza, rainbow cake, puding cokelat, tteokbeokki, ayam goreng mentega. Oh, astaga baru melihatnya saja kepala Taehyung sudah pening.

Tidak ada yang tidak mungkin jika sudah seperti ini, dengan senyum terpaksa Taehyung mulai memakan makanan manis terlebih dulu. Sementara itu, Jia seperti sedang menonton tayangan mukbang di YouTube. Memangku dagu sementara tanganya menumpu di atas meja, melihat suaminya melahap beberapa jenis makanan yang ia hidangkan.

StuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang