11 | Salty

1K 145 5
                                    


Pukul empat sore Jia baru menapakkan kaki di teras rumahnya setelah memarkirkan mobil. Ia beranjut menuju kamar untuk mandi dan mengganti pakaian kerjaannya dengan pakaian santai, masih menyisakan banyak waktu untuk menyiapkan makan malam tetapi Jia nampak begitu terburu-buru. Bergerak gesit menuju dapur untuk menyiapkan makan malam Taehyung.

Dengan keahlian memasaknya yang masih sangat jauh dari kata bisa apalagi pandai, Jia menggunakan satu resep masakan yang ia pelajari dari bibi Yui tadi pagi.

Dia bukan wanita yang kelewat manja sampai-sampai tidak bisa membedakan alat-alat dapur, Jia hanya kurang telaten dengan urusan memasak. Semua yang ia lakukan untuk apa lagi jika bukan karena rasa bersalahnya. Sangat jarang, seorang Bae Jia dengan berat hati menurunkan sedikit gengsinya demi menebus kesalahan yang tidak murni seratus persen kesalahannya.

Biasanya bibi Yui akan menyiapkan makan malam sebelum ia pulang tapi kali ini Jia lihat tidak ada satupun makanan pendamping saat ia memeriksa isi lemari pendingin, hanya potongan mentimun, kimchi serta ayam saus merah yang sepertinya sisa tadi siang. Kepalanya mendadak pening. Pikirnya, bagaimana jika Taehyung meminta menu lain, sedangkan ia baru menguasai satu resep masakan yang disadarinya masih sangat buruk.

Meski selalu gagal dalam teknik menggulung kimbab, Jia tak putus di tengah jalan saat mencoba menggulung hingga mendapatkan hasil yang setidaknya lumayan berbentuk.

Jia mengambil alih piring dari tempatnya, guna menata hidangan yang akan di hidangkan untuk suaminya. Lantas Jia membawa hidangan tersebut di atas nampan menuju kamar Taehyung.

Sesampainya di atas tepatnya di depan kamar Taehyung, Jia kesulitan untuk mengetuk pintu bilik itu terlebih dulu, namun sesaat Jia menyadari pintu itu tidak dalam keadaan terkunci. Jarang sekali Taehyung melupakan kewajiban mengunci pintu. Mungkin pria itu sadar tak akan ada lagi makhluk berkaki empat menyelundup ke dalam kamarnya karena hewan berkumis itu sudah dibawa Jia pergi dari rumah.

***

Hampa sekali rasanya berada di dalam kamar seharian penuh. Taehyung hanya berguling ke sana ke mari di atas ranjang. Seluruh tubuhnya pun terasa kaku, ia memejamkan mata berusaha membenamkan sadarnya ke alam mimpi. Belum genap satu menit pintu kamarnya terbuka. Mewanti-wanti jika Chloe yang tiba-tiba muncul Taehyung akan melompat dari ranjang, menyelamatkan diri. Namun, saat kepalanya bergerak gesit ia mendapati kepala Jia yang melongok dari celah pintu.

"Maaf mengganggu."

Demi kimbab asin yang ia telan siang tadi, Taehyung meyakinkan diri kalau benar Jia yang masuk ke kamarnya, siapa pun bisakah menjadi saksi atau hal apapun untuk meyakinkan dirinya.

Jia melontarkan senyuman yang sangat-sangat manis, sampai-sampai Taehyung sukar memalingkan tatapannya kalau bukan karena takut Jia menyadarinya. Wanita itu berjalan dengan senyum merekah dan sebuah nampan di tangannya. Jia meletakkan nampan tersebut ke atas meja kerja Taehyung. "Bibi Yui tidak menyiapkan makan malam sepertinya."

Melihat tingkah istrinya yang tiba-tiba manis, dipenuhi semangat di wajahnya juga tak lekas melunturkan senyum selama mereka bertemu muka, Taehyung jadi seperti orang linglung yang tertidur berbulan-bulan, tanpa menyaksikan perubahan dunia sampai akhirnya tersadar di bulan dan situasi yang berbeda.

"A-atau kau sudah makan, ya?" Jia mengusap samping lehernya. Mendadak jantungnya berdegup, kecanggungan meliputi diri. Menerima tatapan seperti ini rasanya membuat Jia seperti orang asing yang salah memasuki ruangan orang. Taehyung juga tidak segera menjawab. Memalukan. "Kalau begitu aku bawa keluar saja." Buru-buru Jia memegang kedua sisi nampan tersebut.

"Aku belum makan," ucap Taehyung sembari beranjak mendekat kemudian duduk di kursi kerjanya.

Kepala Taehyung seketika berdenyut tatkala pandangannya menangkap menu makan yang dibawakan istrinya. Ia merasa keliru mengizinkan bibi Yui pulang lebih awal tanpa membuatkan makan malam terlebih dulu, lasalnya tadi bibi Yui meminta izin dan tergesa-gesa untuk pulang cepat karena anaknya sakit.

StuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang