Alasan mengapa Taehyung dulu tak ingin menjalin hubungan dan mengurung hati untuk tidak membiarkan siapa pun melabuhkan kapalnya di sana karena ia paham kehilangan bukan perkara gampang yang bisa hatinya toleransi.
Berkenalan, menjadi dekat, menaruh perasaan, menorehkan luka, lalu meninggalkan. Taehyung membenci fase ini. Dan Jia membuatnya kembali merasakannya setelah Han Kyung melakukan hal yang sama di masa lalu.
Ibunya mengenalkannya pada Jia, berharap ia kembali hidup jika ada cinta dalam dirinya. Ibunya masih tidak paham kalau cintalah yang membuat ia menutup diri. Taehyung beranggapan ia tidak perlu melibatkan perasaannya dan patah hati tak akan menyentuh hatinya yang sudah lebam. Namun, semuanya jadi di luar kendali, ia malah jatuh sejatuh-jatuhnya pada Jia. Dan rasa sakit yang sama terulang lagi.
Air kolam tampak tenang menemani kesunyiannya. Sejak satu jam lalu duduk di kursi santai dekat kolam Taehyung dibuat mengenang memori di mana Jia membohonginya dengan pura-pura tenggelam hanya untuk menarik perhatiannya.
Menolehkan pandangan dari kolam Taehyung kembali mendapati kertas yang ia taruh di meja tepat di sebelahnya. Selembar formulir percerain yang Jia titip pada orang tuanya.
Jia bahkan tidak ingin lagi repot-repot bertemu Taehyung dan ingin semua hal yang bersangkutan dengan Taehyung segera berakhir.
Taehyung bangkit, meraih formulir di meja, dan membawanya masuk ke rumah. Suara langkah kaki menggema mengisi langit-langit seolah menegaskan betapa kesunyian mengambil alih takhta tertinggi kedudukan. Menapaki satu per satu anak tangga Taehyung meraih kenop pintu kamar dan berjalan menuju meja kerja yang ada di sudut.
Jika memang ini yang Jia ingin dan jika memang hal ini yang membuatnya bahagia maka Taehyung akan melakukannya untuk Jia.
Jemari Taehyung bergerak menarik gagang laci, hendak mengambil bolpoin. Taehyung sudah menimbang keputusannya sejak dua hari lalu kertas tersebut diberikan kepadanya, ia sudah memutuskan. Taehyung akan menandatanganinya. Pada akhirnya ia menerima keinginan besar Jia untuk bercerai.
Dan semuanya sudah berakhir. Taehyung sudah membubuhkan tandatangannya di sana.
Mereka akan kembali bertemu di persidangan. Dan Taehyung akan memantapkan diri dengan senyum palsu seolah ia menerima dengan ikhlas perpisahan mereka saat bertemu nanti.
Taehyung mencoba meyakinkan diri sendiri kalau ia telah mengambil keputusan yang tepat. Mencoba meyakinkan diri kalau melepaskan Jia adalah pilihan yang tepat meskipun ia sendiri rapuh.
Dibalut kesedihan Taehyung mengangguk, mencoba membenarkan kalau keputusannya tidak salah. Walaupun ia sadar akan menyesal suatu saat nanti tetapi ia yakin Jia akan lebih bahagia tanpanya.
Taehyung melawan rasa berat di hati untuk memasukkan kertas tersebut ke map cokelat sebelum kembali diberikan ke ayah mertuanya.
Saat hendak menaruh kembali bolpoin ke laci Taehyung dibuat membeku oleh buku berwarna ungu. Sebuah buku diari yang ia ambil dan bawa pulang dari kamar lama Jia di rumah orang tuanya. Tadi ia buru-buru mengambil bolpoin dan tidak memperhatikan buku tersebut berada di laci. Sudah lama sejak Taehyung tidak membaca isinya, ia ingat terakhir kali menutup buku tersebut karena cemburu Jia jatuh cinta pada pria lain selain dirinya. Di buku tersebut Jia menuliskan perasaan menggebunya pada Jimin semasa sekolah dulu.
Taehyung meraih buku seukuran telapak tangan tersebut, membuka random lembarannya dan menemukan halaman bertuliskan tinta berwarna biru. Perasaan Taehyung berat begitu menyadari namanya terselip di sana. Ia duduk di kursi putar dan mulai membaca halaman berjudul Stuffy yang ditulis tebal dengan tinta hitam.
Selama 15 menit perasaan Taehyung campur aduk membaca coretan isi hati Jia pada buku tersebut. Isinya membuat Taehyung tergemap, dunianya seolah berhenti untuk beberapa waktu menggetarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuffy
RomanceHwang Taehyung menjalani hidup tanpa berarti setiap harinya, hidupnya datar dan selalu berulang seperti hari kemarin. Bangun pagi, berangkat kerja, dan kembali tidur. Hingga suatu hari istrinya yang tak pernah kelihatan batang hidungnya tiba-tiba me...