Taehyung baru sampai rumah pukul 11.01 malam setelah menghadiri acara makan malam dengan rekan bisnisnya di Signiel Seoul Hotel. Sebenarnya acara makan malam itu berakhir sekitar pukul sepuluh. Namun, saat akan pulang Taehyung bertemu Han Kyung di depan pintu toilet. Wanita itu lebih dulu menyapa Taehyung.
Han Kyung mengajak Taehyung minum segelas sampanye sebagai ungkapan 'wah' karena sudah lama sekali tidak bertemu. Wanita itu terus berceloteh tentang hidupnya yang bahagia setelah menikah hingga memiliki seorang anak. Jatuhnya jadi seperti reuni.
Han Kyung selalu cantik seperti dulu, bedanya sekarang wanita modis itu terlihat lebih dewasa, tidak lagi kekanak-kanakan seperti yang ada di ingatan Taehyung. Han Kyung yang sekarang sangat anggun dan murah senyum. Setiap selesai berbicara wanita itu mengakhirinya dengan senyum. Taehyung hanya bisa membalasnya dengan senyum yang diplester setiap ia melihat senyum mantan kekasihnya semasa kuliah itu.
Tak ingin menghabiskan lebih banyak waktu lagi karena hanya akan mengundang impresif tak menyenangkan setiap kali melihat wajah Han Kyung, Taehyung pamit dengan alasan tak terduga.
"Sepertinya aku harus pulang sekarang, istriku sedang menungguku di rumah."
Kata istri sepertinya berhasil mengundang angin tidak baik di antara mereka. Taehyung tertawa dalam hati menyadari ia beralasan tentang istrinya.
Taehyung melonggarkan dasi sambil melangkah menuju dapur, mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin lalu meminumnya. Suara langkah kaki menarik atensi Taehyung untuk berbalik. Ternyata wanita itu. Wanita yang Taehyung sebut istri di hadapan Han Kyung.
Jarang-jarang mereka berpapasan seperti ini di rumah. Kalau tidak salah sudah tiga Minggu mereka tak saling bertemu. Waktu itu, di jam yang sama mereka berpapasan di ruang keluarga, Jia hendak pergi keluar dan Taehyung baru pulang dari kantor.
Hubungan mereka sangat aneh. Mereka adalah suami istri tetapi seperti dua orang asing yang terperangkap di lift rusak.
Wanita itu tak pernah menatap mata Taehyung. Jia selalu menganggap Taehyung sebagai makhluk transparan. Sebenarnya Jia seperti itu karena Taehyung sendiri. Dan belakangan ini Taehyung tak lagi keberatan diperlakukan seperti itu, ia telah berulang kali menarik perhatian istrinya agar dimaafkan. Namun, Jia sepertinya masih tidak bisa memaafkan perbuatan Taehyung padanya. Pada akhirnya Taehyung menyerah dan membiarkan hubungan mereka menjadi seperti sekarang ini. Beku seperti es dan dingin seperti udara di Siberia.
Taehyung menggeser tubuhnya sedikit, memberi celah untuk Jia mengambil minum di lemari pendingin. Di jarak sedekat itu, di rumah yang sangat luas dan selalu sunyi bak tak berpenghuni. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama pandangan mereka tak sengaja bertemu. Satu detik, dua detik, hingga detik kelima Taehyung lebih dulu mengalihkan pandangannya.
"Taehyung-ssi."
Sudah lama sekali Taehyung tak mendengar suara Jia, ada keperluan apa Jia repot-repot memanggil Taehyung?
Taehyung mengalihkan seluruh atensinya pada sang istri. Piama satin berwarna marun sangat cocok dipadukan dengan kulit putih Jia. Rambutnya yang selalu diikat kali ini dibiarkan tergerai. Dari raut wajahnya Taehyung bisa tahu wanita itu sedang memiliki sesuatu masalah yang mengendap di dalam dirinya tapi tak tahu harus melakukan apa. Bukan sekali dua kali Taehyung melihat raut itu. Dulu, saat baru pertama kali bertemu, Jia bukanlah gadis pemurung seperti sekarang ini. Sudah lama sekali Taehyung tak melihat senyum itu.
Jia tertunduk, meremas botol minum hingga buku-buku jarinya memutih. Jia mendongak, membuat matanya sengaja bersobok dengan milik Taehyung, ia menarik napas panjang lalu menghembuskannya sebelum mengatakan, "Kita sudah lama menikah. Aku ingin seorang anak."
<to be continued>
Mari berkenalan dengan main cast cerita ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuffy
RomanceHwang Taehyung menjalani hidup tanpa berarti setiap harinya, hidupnya datar dan selalu berulang seperti hari kemarin. Bangun pagi, berangkat kerja, dan kembali tidur. Hingga suatu hari istrinya yang tak pernah kelihatan batang hidungnya tiba-tiba me...