29 | Disappear

924 139 17
                                    


Manusia tidak bisa menalar apa yang akan terjadi di masa depan.

Meskipun begitu kita masih bisa mewanti hal buruk yang mungkin bisa saja terjadi---bukan karena garis yang ditentukan Tuhan tetapi kelalaian yang dibuat manusia itu sendiri. Terkadang hidup sangat memuakkan, begitu kata manusia fana.

Mereka tidak sadar kalau terkadang pilihan ada di tangan mereka. 

Berpikir kalau jalan yang diambilnya telah benar lalu saat berjumpa dengan batu sandungan di jalan tersebut malah marah-marah dan menuduh kalau itu salah orang lain. Manusia memang seegois itu.

Seperti Jia.

Seharusnya ia sadar kalau tindakan yang diambilnya dengan menolak makanan buatan sang suami adalah salah saat keadaannya benar-benar butuh asupan nutrisi. Gengsi yang tinggi dan hanya mementingkan diri sendiri. Setelah keguguran semuanya dilimpahkan menjadi kesalahan sang suami.

Dalam sudut pandang ini keduanya salah.

Tidak ada yang benar.

Taehyung salah dengan mengabaikan keadaan Jia setelah mengetahui kebohongannya dan Jia juga salah dengan tidak menerima keadaanya dan meratapi kesedihannya terlalu jauh dengan menganggap ia adalah satu-satunya yang paling tersakiti.

Penjelasan panjangnya, Jia tidak bisa membendung kenyataan kalau Taehyung telah memiliki seorang anak jauh sebelum mereka saling mengenal dan Taehyung berusaha menutupi hal tersebut darinya. Ini adalah kenyataan pahit. Taehyung kepalang pecundang dengan menutupi keberadaan Nayun darinya. Jia merasa begitu sakit karena ia mengetahuinya bukan dari Taehyung, Jia terus memikirkan apa yang akan terjadi jika hal tersebut tidak ia sadari hingga bertahun-tahun lamanya, tentu Taehyung akan terus kembali terlibat hubungan dengan Han Kyung di belakangnya---tanpa sepengetahuannya. Pikiran Jia menjalar seperti akar serabut, hal tersebut membuatnya sakit dan keguguran.

Perempuan butuh dibujuk. Akan tetapi laki-laki terlalu bodoh untuk peka.

Taehyung masih sempatnya menemui Nayun saat Jia sakit, tidak menunggu waktu yang tepat setelah perkelahian mereka.

Sekembalinya dari rumah sakit mereka kembali terlibat perkelahian. Jia menolak terlibat hal apa pun dengan Taehyung, ia bahkan sempat ingin angkat kaki dari rumah tetapi Taehyung melakukan segala cara agar Jia tetap tinggal.

Taehyung mengurung Jia di kamar. Taehyung betingkah seolah tak konflik di antara mereka dan Jia seperti maneken yang terbujur kaku di ranjang setiap kali Taehyung datang membuka pintu.

"Paman, Mama kejang-kejang, mulutnya berbusa. Mama membuatku takut."

Selama perjalanan pulang kerja Taehyung terus mengabaikan dering ponselnya yang berada di jok samping. Belasan kali Taehyung mengabaikan panggilan telepon Nayun dan saat ia telah memarkirkan mobil di garasi rumah karena entah dorongan apa ia memutuskan mengangkatnya dan mendapati suara penuh ketakutan.

Mata Taehyung terpejam, menggigit bibir bawah sambil membuang napas pasrah. Jemarinya bergerak memijat pelipis, berharap dapat meredakan rasa berat di kepala.

Han Kyung mencoba bunuh diri lagi.

Taehyung kembali menyalakan mesin mobil, menggerakkan persneling mundur, meninggalkan garasi menuju apartemen Han Kyung.

Di balik jendela kamar lantai dua Jia menatap kepergian mobil Taehyung tanpa berkedip, bibir lesi, kelopak mata bengkak, dan pandangan tak bercahaya. Jia tampak seperti mayat.

***

Selagi menunggu di depan pintu UGD Taehyung duduk di sebelah Nayun, berusaha menenangkan Nayun dan mengatakan Han Kyung akan baik-baik saja.

StuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang