13 | Breakfast

1K 145 2
                                    

Pagi-pagi sekali Taehyung terbangun. Bau floral Jia masih membekas di sisi kosong tempat tidurnya, bayang-bayang Jia yang semalam tidur dalam dekapannya seperti mimpi yang tak mungkin nyata namun hal itu benar terjadi. Jia benar-benar berada dalam dekapannya semalam.

Taehyung masih merasa kesulitan menangkap, memahami, dan mengartikan perubahan ini. Baiklah, mari bantu Taehyung memaparkan kronologi awalnya.

Mulanya Taehyung diserang makhluk-makhluk berbulu peliharaan Jia, akibatnya Taehyung yang alergi terhadap bulu kucing harus dilarikan ke rumah sakit. Karena itu Jia merasa bersalah dan bertingkah seperti kemarin? Hanya itu? Jadi ... Jia memaafkannya karena kucing-kucing itu? Taehyung menatap menerawang langit-langit, jika memang semudah itu Jia bisa memaafkan kesalahan Taehyung di masa lalu, Taehyung sangat-sangat menyesal menghindari kucing Jia selama ini. Setelah disimpulkan lalu dilaminasi dengan makul, acara Chloe terperangkap di kamar Taehyung bukanlah sebuah musibah, melainkan jalan keluar dari cairnya hubungan Taehyung dengan Jia. Taehyung ingin berterima kasih pada Chloe dan Bear tapi kucing-kucing itu sudah dititipkan Jia pada Junkoo, kapan-kapan Taehyung akan mengirim parsel untuk mereka.

Jika ada sesuatu yang paling disesali Taehyung, maka itu adalah saat-saat ia menghindari kucing-kucing Jia. Mengapa tidak dari dulu saja Chloe menyelip ke kamar Taehyung dan membuat alergennya kambuh. Dalam kamus Taehyung ini adalah sesuatu yang patut disesali.

Ahh, hampir saja terlupakan, Taehyung ingat pernah sekali ia tak pulang ke rumah selama berhari-hari saat awal-awal Jia memelihara kucing, lucu sih iya tapi bulu-bulu mereka selalu berhasil membuat Taehyung didera sesak napas, untung saja ia punya teman lajang yang rumahnya bisa dijadikan tempat pelarian. Tolong sampaikan permintaan maaf Taehyung pada Namu karena Taehyung satu-satunya yang merasa senang atas kelajangan temannya yang hampir lapuk karena terlalu banyak menghabiskan hari di kantor polisi. Tenang saja, Taehyung tidak sekejam itu berbahagia di atas penderitaan orang, lain kali Taehyung akan memperkenalkan wanita cantik pada teman malangnya, agar hidup temannya tidak berdampingan dengan penjahat kota terus-menerus. Lupakan tentang Namu yang lajang, pagi ini Taehyung didesak oleh sesuatu untuk mencari presensi sang istri di sudut rumah.

Taehyung keluar dari kamar dalam keadaan sudah siap berangkat kerja. Tatanan rambut disisir ke belakang, menampilkan raut tegasnya sebagai seorang Direktur Utama. Bau parfum maskulin menyeruak di jalan yang ia lalui, menukar oksigen di sekitar dengan wewangiannya--yang mana bisa berhasil membuat lutut gadis-gadis penggila pria tampan menjadi jeli. Mata Taehyung tidak berhenti mencari-cari sosok yang membuatnya menjadi gila kemarin. Well... ia tentu tak akan pernah bisa melupakan kenangan panas di kolam renang kemarin, walaupun kepalanya terbentur benda keras sekalipun.

Sang istri telah kembali padanya, sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi. Taehyung sadar kesempatan tidak pernah datang dua kali jadi ia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dan memperbaiki hubungannya dengan Jia sebagaimana seharusnya hubungan seorang suami istri berjalan.

Lantaran tak menemukan sosok Jia di lantai atas, Taehyung turun meniti anak tangga. Sudut bibirnya tertarik tipis ke atas membentuk sebuah kurva tatkala menemukan Jia sedang menyiapkan sesuatu di meja makan.

Menundukkan kepala, berniat menyembunyikan senyum malu-malu begitu ia semakin dekat dengan meja makan. Ah, rasanya ada ribuan kelopak bunga berlomba-lomba mekar di dada, sejak kapan bunga-bunga imajinasi ini memenuhi ubin yang ia pijaki? Taehyung ingin menampar diri menyadari ia menyentuh perasaan kasmaran di usia yang sudah masuk kepala tiga. Tetapi tak apa selagi penyebabnya adalah istri sendiri.

"Selamat pagi," sapa Jia perhatian.

Taehyung mengubah air muka menjadi natural, ia mengambil duduk seraya membalas sapaan Jia, "Pagi, juga."

StuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang