31🌻

1K 72 3
                                    

🌻HAPPY READING🌻

Saat di tengah melangsungkan pembelajaran di kelasnya Riana tiba-tiba ingin buang air kecil, kemudian langsung saja ia meminta izin kepada guru yang tengah mengajar untuk pergi ke toilet

Awalnya Yerin menawarkan dirinya untuk mengantar Riana namun, Riana menolak ia tak mau Yerin tertinggal materi dan tertinggal catatan jadi ia menyuru Yerin agar tetap di kelas supaya Riana bisa menyalin catatan milik Yerin nanti

Saat Riana sudah selesai membuang air kecil, ia berjalan ke arah washtafel untuk menyuci tangan dan sekaligus merapikan penampilannya sambil berkaca di kaca washtafel.

Namun tiba-tiba ia di kejutkan dengan suara bantingan pintu kamar mandi yang sengaja di tutup dengan keras

"Bisa pelan gak sih?" Gumam Riana kesal apa lagi setelah melihat orang yang menutup pintu itu adalah Zia entah lah ia jadi teringat saat Zia mencium Haikal dan hal itu semakin membuatnya kesal melihat Zia

"Kenapa? Gak suka?" Tanya Zia menantang karena mendengar Riana bergumam tadi

"Lo bikin kaget tau gak, tiba-tiba dateng banting pintu kayak gitu. ucap Riana emosi

"Gue sih bodo amat" ucap Zia santai

Lalu Zia mendekat kearah Riana, awalnya Riana tak peduli dan masih fokus bercermin, namun lama kelamaan ia merasa aneh. Zia terus mendekatinya sampai ia benar-benar tak ada jarak dan Riana pun perlahan berjalan mundur sampai akhirnya punggung Riana menyentuh tembok kamar mandi

"Lo kenapa sih zi jauh-jauh sana" ucap Riana

"Lo tau gak ini apa?" Tanya Zia sambil mengangkat gunting yang terlihat masih baru dan tajam itu tepat ke depan wajah Riana

"Gunting"

"Hmm gunting" ucap Zia

Riana kembali di buat bingung saat Zia tiba-tiba tertawa keras sambil menatapnya

"Lo kenapa sih zi?"

"Kayaknya bakal seru deh kalau gunting ini gue tancepin di perut lo" ucap Zia dengan aura wajah yang kini berubah derastis dari yang tadinya tertawa kini menatap tajam Riana, dengan sorot mata yang memancarkan aura dingin, penuh dendam, dan kebencian

"Maksud lo apa zi, minggir deh gue mau balik ke kelas" ucap Riana masih tetap tenang

"Atau mungkin gunting ini bakal jadi bagus kalau berlumuran darah lo iya kan? ahahahaha"

"Jadi gimana kalau gue tusukin ke perut lo" lanjut Zia lalu tersenyum smirk

"Udah gila lo zi, minggir ah gue mau ke kelas" ucap Riana lalu ia hendak pergi namun tangannya di tarik oleh Zia

"No. Lo gak akan bisa lepas dari gue Riana" ucap Zia lagi dengan sorot mata tajam dan penuh amarah

Lalu dengan cepat Zia kembali mendorong Riana sampai ia terbentur tembok

"Awshhh" ringis Riana

"Zia lo apa-apaan sih, gue gak ada masalah sama lo ya. Kenapa lo kayak gini ke gue"

"Ahahaha lo masih nanya kenapa gue gini ke lo. Gue benci sama lo Riana benci, gue gak suka lo deket sama Haikal. Karena gue cinta sama Haikal, dan Haikal cuma boleh jadi milik gue" ucap Zia

Mendengar itu lagi-lagi Riana merasa kesal dan ingin mencakari wajah Zia

"Sayangnya Haikal gak cinta sama lo, dia cintanya sama gue. Bukannya udah jelas-jelas Haikal bilang ke lo waktu itu, kenapa lo masih gak paham juga"

"Ya itu karena lo, dia nolak gue gara-gara lo sialann. Dan sekarang gue pingin buat lo jauh dari Haikal" ucap Zia

"Maksud lo?" Ucap Riana bingung

KALANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang