bagian satu

4.2K 254 16
                                    

Terlahir sempurna memang impian semua orang. Terlahir dengan lengkap tanpa kekurangan juga keinginan semua orang.

Tapi tidak dengan jake.

Dia benci terlahir sempurna.

Dia benci terlahir dengan lengkap.

Jake membencinya.

Jake berjalan santai menuju kamarnya yabg ada di ujung lorong ini. Menggunakan baju piyama biru dongker dengan dua kancing dia biarkan terlepas sehingga sedikit dada nya terekspos.

Sebenarnya alasan jake keluar malam ini karena panggilan dari pengawas panti asuhan. Iya, jake berada di panti asuhan.

Grep

Jake berhenti saat tangannya ditahan oleh tangan lainya di belakang. Jake menelan salivanya, merasa gugup. Saat menoleh, jake melihat wajah tersenyum milik soobin, salah satu pengurus panti asuhan ini.

"kenapa keluar malam jake?" tanya soobin. Jake hanya tersenyum kikuk berusaha melepaskan genggaman tangan soobin.

"tidak, hanya di panggil ibu pengurus. Saya akan kembali ke kamar tolong lepaskan" jake masih mencoba melepaskan tangan soobin, namun bukanya melepaskan tangan jake, soobin justru menarik tangan jake.

"mau kemana!" suara jake meninggi.

"seperti biasa, ikuti saja dulu. Kau akan menyukainya" jake hanya pasrah, seperti yang soobin bilang seperti biasa jake tau apa yang akan soobin lakukan padanya.

Kamar milik soobin.

Jake duduk di sofa abu yang ada di sana dengan gugup. Sementara soobin mengambil segelas air hangat untuk jake, tamu nya.

"habiskan, aku tau kamu kehausan" jake mendongak menatap soobin yang berdiri di depanya dengan segelas air hangat di tanganya. Lalu jake menggeleng.

"tidak usah" soobin menyimpan air itu lalu duduk di samping jake, menatap jake dari atas sampai bawah hingga akhirnya matamya menemukan dada yang terbuka milik jake.

"kau nakal ya?" jake dengan spontan memundurkan tubuhnya saat soobin mencoba meraih baju bagian atasnya.

"maksudnya?"

Soobin menunjuk dada jake dengan dagu membuat jake tersadar dan segera menutupinya dengan tangan.

"tidak usah di tutup, aku suka" jake membuang wajahnya kesembarang arah asal tidak melihat soobin. Laki laki itu sungguh membuat jake takut.

"kau tau sendiri kau begitu sempurna bahkan untuk anak seusiamu kau memiliki tubuh yang indah untuk di lihat, ah tidak" soobin mendekatkan mulutnya kearah telinga jake "untuk di cicipi" ucapnya.

Jake mendorong soobin lalu berdiri hendak pergi dari ruangan itu. Namun lagi lagi tangannya ditahan soobin.

Soobin memeluk jake dari belakang, tanganya mengelus perut jake, dan perlahan membuka beberapa kancing baju jake. Soobin tertawa lalu mengecup leher jenjang jake.

"lepas!"

Soobin bukanya melepas jake namun menghempaskan tubuh jake keatas sofa yang semula dirinya duduki. Menindih tubuh jake yang ada di bawahnya sambil tersenyum. Kini tubuh bagian atas jake terbuka walau masih menggunakan piyama biru dongkernya karena ulah dari soobin.

Jake berusaha melepaskan diri dari kungkungan soobin. Namun soobin semakin merapatkan tubuh mereka satu sama lain.

"kau tau jake? Kau sangat sempurna" jake memejamkan matanya menoleh kesamping kanan mencoba menahan tangisnya.

Sampai sini apakah kalian paham dengan apa alasan jake membenci kesempurnaan?

"bisa aku melakukan apa yang ku tahan sekarang jake?"

sempurna | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang