jake sesekali memeriksa ponselnya yang tidak menampilkan notifikasi. padahal dirinya menanti notifikasi dari pagi.
sunghoon.
belum sama sekali mengabari jake hari ini, memang masih pagi, dan jake tau sunghoon ada kelas pagi, tapi biasanya sebelum masuk kelas dia selalu menghubungi jake. tapi ini tidak.
jake hanya khawatir dengan keadaan sunghoon.
ponsel jake bergetar tanda masuknya panggilan.
heeseung.
"ha—"
"halo halo jake, ini gue. anu, apa namanya aduh bentar"
jake terdiam, merasa aneh dengan heeseung, namun yang dia dengar dari sebrang sana, heeseung tengah berbincang kecil. kelihatanya sedang buru buru.
"jake sunghoon sakit"
"loh sakit kenapa bang?"
"jadi gini, barusan pas gue mau masuk ke ruang meeting dapet telepon kalo sunghoon sakit di kampus dan minta di jemput, gue ada rapat ini, lo bisa jemput? tinggalin aja itu tugas tugas lo, gue udah bilang mama, kebetulan mama lagi di luar kota kan? bisa ya jake? bawa mobil aja nanti mobil sunghoon gue suruh orang buat ambil di kampusnya, udah ya jake gue harap lo gak nolak gue mau masuk meeting, bye jake"
panggilan itu terputus sepihak oleh heeseung, jake hanya menatap ponselnya dengan tatapan binggung, namun dengan cepat dia berlari mengambil kunci mobilnya, berpamitan pada pegawai yang menjaga toko sekaligus perpustakaan itu dan segera pergi menuju kampus sunghoon.
ini yang jake khawatir kan dari tadi. semalam sunghoon bilang tubuhnya lebih dingin dari yang biasanya. sepulang mengantarkan jake ke apartemen setelah seharian bermain denganya di pantai tengah kota.
jake melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, terlebih jalanan masih sepi jadi dia tidak begitu khawatir akan keselamatanya.
hanya beberapa menit setelah itu, kini jake memarkirkan mobilnya di tempat parkir fakultas sunghoon, terlihat mobil putih sunggoon yang juga terparkir rapih di sana. jake berlari kearah resepsionis kampus yang kebetulan hanya berjarak beberapa meter saja dari tempat parkir.
"permisi pak" sapa jake pada laki laki yang duduk di depan komputer.
"ah iya? ada yang perlu saya bantu?"
"saya wali yang dikirim untuk menjemput lee sunghoon—"
"ah yang di kirim pak heeseung, baik sebentar— YUJIN!" laki laki itu memanggil wanita yang melewatinya, lalu wanita itu mengampiri keduanya.
"iya pak jun?"
"tolong antarkan dia ke fasilitas kesehatan yang ada di fakultas ekonomi ya" perempuan itu mengangguk.
"mari pak" jake mengangguk, membungkukkan badanya kearah laki laki yang bernama jun itu lalu mengikuti wanita itu dari belakang.
siwanita hanya sibuk dengan ponselnya, sementara jake hanya diam mengikuti nya sesekali melirik kearah setiap inci kampus besar ini.
"nah ini ruang kesehatan" jake mengangguk lalu membungkukkan badanya.
"terimakasih" wanita itu hanya tersenyum lalu pergi begitu sana meninggalkan jake.
jake membuka pintu itu, bau obat obatan langsung menyapa indra penciuman nya. jake menyungkirkan gorgen yang menghalagi, lalu seorang laki laki tinggi berada di depanya.
"nah kan bener, noh sunghoon" jake tersenyum kikuk lalu menatap pada laki laki yang terbaring di atas brangkar unit kesehatan.
dahi sunghoon penuh dengan keringat, baju yang dia kenakan juga terlihat basah, kemeja putih tipis yang sunghoon gunakan seluruh kancingnya di buka menyisakan baju putih polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
sempurna | SungJake
FanfictionTerlahir sempurna memang impian semua orang. Terlahir dengan lengkap tanpa kekurangan juga keinginan semua orang. Tapi tidak dengan jake. Dia benci terlahir sempurna. Dia benci terlahir dengan lengkap. Jake membencinya. "gw janji bakal terus sa...