"terimakasih nak, sekarang segera kembali ke unit teman mu, terlihat dia ketakutan, semoga masalahmu cepat selesai ya" sunghoon tersenyum lalu mengangguk.
"terimakasih banyak dan maaf karena tadi aku tidak sengaja menabrakmu" nenek itu tertawa rendah lalu menepuk bahu sunghoon.
"sudah. Kedua teman mu menunggu mu di sana, maaf menyita waktumu" mendengar penuturan sang wanita tua itu sunghoon mengerutkan dahinya heran.
"dua?"
"iya, sebelum kau dan teman mu tadi, ada seseorang yang masuk kedalam unit itu" sunghoon terdiam untuk sesaat, lalu wajahnya berubah panik dan khawatir.
"ah makasih untuk infonya bu, saya permisi" sunghoon berlari menuju unit jake yang tertutup rapat.
Tanganya mencoba membuka pintu itu, namun terkunci.
"JAKE! BUKA JAKE!" sunghoon masih mencoba membuka kunci itu, memasukan kata sandi pada pintu itu namun selalu salah.
"JAKE, LO DENGER GUE??"
Sebenarnya percuma sunghoon berteriak. karena mau sekeras apapun suaranya tidak akan terdengar oleh jake yang ada di dalam apartemen.
Ting.
Layar pada samping pintu menyala, dengan segera sunghoon menatap monitor kecil itu.
Jake.
Jake dengan wajah berantakan.
Dan soobin di belakangnya, tangan kirinya memeluk leher jake dan tangan kanannya menodongkan pisau.
Ada bekas sayatan pada pipi dan leher jake. Jake tidak baik baik saja.
"jake! jake lo masih kuat jake?" sunghoon menatap laki laki itu dengan khawatir. Terlihat dengan jelas jake mengangguk lemas.
"relakan saja pria manis ini padaku park sunghoon" suara terdengar dari monitor membuat sunghoon naik pitam.
Soobin semakin diluar kendalinya.
"LEPASIN JAKE BRENGSEK!!" soobin hanya mengangguk sambil tertawa, mengelus pipi berdarah jake dengan lembut yang tentu jake tolak, namun apa daya, leher jake tengah di peluk oleh soobin.
"sudah lama aku menginginkan ini. sunghoon tolong jadi saksi aku mengambil semuanya dari pria ini, tubuh, dan nyawanya" soobin mendekatkan hidungnya pada leher jake lalu mengendus pelan. "kau begitu cantik jake"
Sunghoon mengepalkan tanganya, tidak ada yang bisa menyentuh jake selain dirinya sendiri.
soobin mendekatkan wajahnya pada wajah jake yang membelakanginya, mencoba mencium bibir jake yang bergetar ketakutan. Namun, dengan kekuatan yang ada, jake menendang kaki soobin sehingga laki laki bejat itu melepaskan pelukanya.
"JAKE!!!" sunghoon membulatkan matanya saat melihat jake berlari, lalu monitor mati di hadapannya.
Tanpa pikir panjang sunghoon berlari ke lantai dasar menggunakan tangga darurat, meminta kunci cadangan unit jake untuk menyelamatkan laki laki itu.
Selama berlari, sunghoon menelpon heeseung untuk membantunya, sunghoon ingin laki laki tidak tau diri itu mendekam di penjara karena percobaan penghilangan nyawa dan pelecehan pada jake.
"permisi, saya sunghoon —"
"iya pak? ada yang bi—"
"kunci apart unit 195 tolong ini darurat, penghuni unit itu sedang tidak baik baik saja" penjaga itu hanya diam tidak mengerti apa yang sunghoon katakan.
" maaf kami tidak bisa memberikan kunci kepada sembarangan orang. Anda harus—"
"pokoknya kunci unit itu! Cepat! Ini bahaya!" dengan cepat sunghoon menerima kunci itu dan berlari sekencang yang dia bisa, membuat seluruh penghuni apartemen yang ada di luar menatapnya dengan kebingunggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sempurna | SungJake
FanfictionTerlahir sempurna memang impian semua orang. Terlahir dengan lengkap tanpa kekurangan juga keinginan semua orang. Tapi tidak dengan jake. Dia benci terlahir sempurna. Dia benci terlahir dengan lengkap. Jake membencinya. "gw janji bakal terus sa...