dupuluhtujuh

735 65 2
                                    

"o-oh hai hee!" karina menetralkan degup jantungnya karena heeseung yang tiba tiba berdiri di belakangnya.

"hai, udah selesai?" karina tersenyum lalu mengangguk. "beres beres gih, ayo jalan jalan" lanjutnya.

"okey, tunggu ya" heeseung tertawa gemas ketika karina menepuk pipinya sambil tersenyum lebar dan berlari kecil kearah mejanya.

karina itu, sempurna. memiliki hati yang cantik, menjadi perwujudan kata sempurna yang sesungguhnya untuk heeseung. paras dan hati memiliki bobot yang imbang, keduanya melengkapi diri karina, cantik luar dan dalam.

heeseung duduk di sofa yang tersedia disana, lalu matanya menemukan satu amplop coklat yang terletak begitu saja disana. awalnya heeseung tidak berniat mengambil, karena itu privasi antara karina dan pasienya, tapi nama yang tercatat disana membuatnya mengambil amplop coklat tersebut.

jake.

dengan hati hati heeseung membuka amplop itu, melihat kertas hasil diagnosa jake. pikiran heeseung semula tidak terbang terlalu tinggi, mungkin ini adalah amplop diagnosa trauma yang jake alami beberapa minggu ini sebab soobin, tapi heeseung kembali membaca deretan kata tersebut.

heeseung membacanya lebih dari 3 kali hanya untuk memastikan jika matanya tidak salah membaca.

tumor jantung premier.

"kanker jantung?" heeseung bergumam.

"ayo—" karina mematung saat berbalik badan melihat heeseung yang terdiam dengan amplop coklat di tanganya. "hee?"

heeseung menoleh, lalu memasukan kembali kertas yang dia pegang kedalam amplop seperti semula.

"ini punya jake?" karina terdiam, lalu mengangguk sementara heeseung mengusap wajahnya kasar. "dari kapan dia sakit?"

"itu... aku dapet itu waktu dia cek up, beberapa bulan yang lalu, bareng setelah kejadian soobin. tapi penyakitnya udah lumayan lama hee"

"cuma kamu sama jake yang tau ini?" karina mengangguk. "kanker ini, jinak apa ganas?" karina menatap heeseung dengan mata berkaca kaca, bibirnya masih belum bisa berkata dan menjawab pertanyaan heeseung.

"karina.." heeseung menyimpan amplop itu, lalu menghampiri karina yang berdiri di depanya.

"maaf" suara karina mulai bergetar, lalu memeluk heeseung dengan erat.

"kenapa kamu minta maaf hm?" karina mengeleng kecil didalam pelukan heeseung.

"udah rahasiain ini dari kamu, dan—" suaranya terpendam karena karina menenggelamkan wajahnya di dada bidang heeseung. "kanker jake ganas, setengahnya mulai hidup di jantung jake" lanjutnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"kenapa lo gak terus terang sama gue jake?" jake menoleh mendapatkan heeseung yang tengah duduk di meja makan, sementara jake membelakangi heeseung karena sedang membuatkan minuman untuk sunghoon yang masih merajuk di kamar.

"gimana bang?"

"lo sakit kan? gue tau" jake mengigit pipi bagian dalamnya.

"cuma sakit—"

sempurna | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang