Dua tahun kemudian.
Setelah keduanya berhasil keluar dari panti asuhan, meskipun percobaan pertama gagal tapi percobaan kedua mereka berhasil keluar dari sana. Seluruh penghuni panti tau mereka keluar, entah karena muak atau apa tidak ada yang melarang keduanya. Segampang itu pikir sunghoon.
Jake bangun dari bangunya dan mencoba mengumpulkan kesadaranya. Melirik kesamping ada sunghoon yang masih terlelap membelakanginya. Mereka memang tidur dalam satu kamar, namun tidak di satu ranjang karena kontrakan yang mereka sewa memiliki 1 ruangan saja dan satu dapur beserta kamar mandi.
Jake menyingkirkan selimut tebalnya lalu berpindah posisi kesamping sunghoon dan menepuk bahu lebar sunghoon.
"bangun sunghoon" namun, tidak ada pergerakan dari sunghoon.
Jake menghela lalu melirik kearah jam dinding. Masih pukul 7 pagi, memang terlalu pagi jake membangunkan sunghoon. Jadi jake bangkit dan menyiapkan dirinya untuk bekerja terlebih dahulu.
Sebenarnya keduanya memang sudah lulus SMA dengan hasil memuaskan, jika dibandingkan memang jake yang paling unggul.
Setelah mandi jake sudah siap dengan baju rapih nya, berjalan kearah sunghoon yang masih terlelap dan menguncang tubuhnya lebih kencang agar laki laki itu bangun.
"kalo lo gak bangun jangan marah kalo telat ya park sunghoon!" lalu sunghoon mengeliat mengusap matanya sambil menguap.
"hmm, bawel" sunghoon bangun dari tidurnya lalu terduduk dan kembali diam.
Jake yang sudah tau kebiasaan sunghoon lantas melempar baju kerja sunghoon.
"jangan ngebug dulu, mandi cepet udah siang gue lagi masak" sunghoon berdecak lalu mengambil bajunya dan segera mandi.
Melihat sunghoon bangkit dari atas kasurnya, jake mengambil selimut yang sunghoon pakai lalu melipatnya dan menyimpannya di atas kasurnya tanpa melipat kasur milik sunghoon.
Jake berjalan kearah dapur lalu menyajikan nasi goreng dengan telur mata sapi untuknya dan sunghoon sarapan, tak lama sunghoon pun duduk di samping jake, di atas karpet berbulu milik jake.
"hari ini kayanya bakal agak malem gue pulang, banyak banget barang yang harus gue kirim" jake hanya mengangguk mendengar ucapan sunghoon.
Jake yang berkerja di salah satu toko kue sebagai kasir dan sunghoon yang bekerja di caffe untuk mengantarkan pesanan pelangan yang memesan secara online kadang memiliki jadwal yang berbeda, atau kadang keduanya mengambil kerja tambahan demi mencukupi kebutuhan keduanya.
"gw juga, hari ini kan jadwal gue kirim bungga sama koran sore ke komplek komplek"
Lalu keduanya terdiam, fokus menghabiskan makan pagi dengan senyap sampai suara sunghoon mencairkan keduanya.
"jake, apa lo bahagia?" jake lantas mengangkat kepalanya menatap sunghoon dengan penuh penasaran.
"maksud lo?"
"setelah keluar dari panti, apa lo gak nyesel? Maksud gue, sekarang lo harus kerja buat makan buat bayar sewa rumah, lo masih bisa bahagia kan?" jake tertawa kecil lalu mengambil piring kosong yang ada di depan sunghoon.
"gue masih bertahan sampe sekarang dan gue selalu bahagia kalo ada lo, so, lo tau jawaban gue?" sunghoon terdiam mendengar perkataan jake.
"ah ngebug! Jangan lama bengongnya, gue pergi duluan ya. Jangan lupa lipet dulu itu kasur lo, Bye!" bahkan sampai jake menghilang dari sana pun sunghoon masih terdiam mencerna apa yang jake katakan tadi.
Setelah sadar dari lamunannya, sunghoon mengelengkan kepalanya lalu mengambil gelas yang berisi air mineral dan segera meneguknya. Tidak lupa dengan pesan jake tadi, sunghoon berjalan kearah kamar dan melipat kasur tipisnya agar tidak berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sempurna | SungJake
FanfictionTerlahir sempurna memang impian semua orang. Terlahir dengan lengkap tanpa kekurangan juga keinginan semua orang. Tapi tidak dengan jake. Dia benci terlahir sempurna. Dia benci terlahir dengan lengkap. Jake membencinya. "gw janji bakal terus sa...