bagian dupuluhenam

800 83 9
                                    

"adeh senyum senyum mulu yang abis baikan" sunghoon melirik heeseung yang berjalan melewatinya dengan tatapan sinis.

"sirik mulu, ga di kasih jatah lo sama kak karina?"

"matamu, jatah apaan!"

"itu loh bang—"

"jake bego banget yah"

"HEH APA LO BILANG?!" sunghoon menaikan oktaf nya ketika heeseung berbicara sedemikian.

sunghoon menunjuk heeseung dengan tatapan tajam, lalu tanganya dia gerakan dari matanya ke arah heeseung seakan memberikan tanda 'awas lo'.

"iyalah, lo itu brengsek hoon"

"iya gue tau, kok lo yang ribet? orang jake udah maapin lo" sunghoon kembali duduk diatas sofa ruang tamu rumahnya sementara heeseung masih berdiri di depan sunghoon.

"nah itu begonya jake" sunghoon lagi lagi melayangkan tatapan tajam pada sang kakak "klo gue jadi dia ga akan gue maapin segampang itu, mana lo udah selingkuh—"

"gue gak selingkuh!" heeseung mengangguk lalu duduk di salah satu sofa disana.

"oke gak sekingkuh, cuma nyari pelarian pas bosen aja" ucap heeseung dengan penuh tekanan.

"kenapa sih bang lo mojokin gue mulu? lo gak suka?" heeseung menatap sunghoon lalu bersuara.

"tapi untung jake gak kaya gue, jake terlalu naif udah gampang maapin lo, lo tau hoon, kesalahan yang lo buat itu bukan kesalahan yang kecil—"

"lo gak usah ikut campu—"

"kalo lo ngelakuin hal yang sama, maka lo lebih bego dari jake, gak tau diri. dikasih jantung minta hati, gue yakin, kalo lo ngelakuin yang sama, cukup ngomong selamat tinggal sama jake" sunghoon terdiam, matanya bergetar menahan amarah.

"gue tau gue gak berhak ikut campur, tapi apa yang lo lakuin itu salah besar, gue punya hak buat negur lo kaya tadi, karena apa yang ayah ajarin ke gue, nyakitin—"

"itu ayah lo, bukan gue"

"SUNGHOON!" heeseung berdiri, tanganya mengepal menahan amarah pada sang adik.

"apa? gue bener kan? dia itu ayah lo, bukan gue"

terdengar suara langkah kaki di ruangan itu, lalu mina keluar dengan spatula di tanganya.

"heeseung, sunghoon ada apa"

mina terkejut saat suara langka alias teriakan heeseung terdengar di gendang telinganya, terlebih sekarang kedua putranya tengah saling bertatapan dengan sorot tajam, terutama heeseung.

"heeseung..." mina mengambil tangan yang mengepal milik heeseung, lalu mengelusnya.

heeseung mengubah ekspresi wajahnya lalu tersenyum kearah sang ibu.

"cih!" keduanya menatap kearah sunghoon yang berdecih.

sunghoon mengambil kunci motornya dengan cepat lalu melangkah meninggalkan rumahnya meskipun teriakan mina yang mencoba menahanya, sunghoon tidak peduli.

dengan motor miliknya, sunghoon melajukan kendaraan itu dengan kecepatan yang normal, karena keadaan jalan di hari sabtu sore ini sangat ramai oleh pejalan kaki dan pengendara motor seperti sunghoon.

dia hanya kesal pada kakaknya itu, dia tau dia salah, tapi sunghoon tidak mau terus menerus merasa terpojokan oleh heeseung, memang sebesar apa kesalahannya? sunghoon tau dia salah dan dia juga tidak apa menerima teguran atau peringatan dari heeseung sebagai kakak.

untuk itu sunghoon menyukainya.

yang artinya heeseung masih mengawasinya. sunghoon tidak marah, hanya sedikit kesal saja.

sempurna | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang