bagian delapan

928 106 8
                                    

"saya di terima dan bekerja hari ini?" sunghoon menatap lemas kearah heeseung yang hanya tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya.

"iya, selama saya interviu jawaban kamu selalu memuaskan, banyaknya portofolio dan pengalaman kamu juga banyak. Kalo diliat dari nilai kamu juga menurut saya kamu pekerja keras. Saya liat banyak peluang dari kamu, saya harap kamu bisa bantu saya buat kembangin perusahaan ini, dan saya akan coba buat rekomendasi kamu buat kuliah" mendengar perkataan heeseung membuat sunghoon lemas di tempat.

Sebenarnya sunghoon sudah berfikiran negatif, pasti banyak orang yang melamar dengan gelar pendidikan yang lebih tinggi darinya, tapi usaha yang sunghoon kejar membuahkan hasil.

Apalagi dirinya akan dimasukan kedalam rekomendasi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang tinggi. Itu membuat sunghoon tidam percaya.

"ah, s-saya tidak tau harus apa selain mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena sudah mempercayai saya dan saya akan berusaha untuk tidak mengecewakan perusahaan"

"tolong bantuannya sunghoon" sunghoon tersenyum lebar lalu mengangguk patuh pada heeseung. "akan ada orang yang anter kamu ke ruangan" lanjutnya.

Ketukan pintu terdengar lalu kedua laki laki itu menoleh menatap pintu yang perlahan terbuka. Menampakan seorang laki laki jangkung dengan tampang tegas.

"permisi pak heeseung" heeseung mengangguk lalu menunjuk laki laki itu dengan dagunya pada sunghoon.

"niki antarkan dia ke ruangan kepala. Mulai sekarang, dia kepala perusahaan baru disini" niki hanya mengangguk lalu pamit pada heeseung untuk mengantarkan sunghoon.

Sebenarnya sunghoon pernah menjadi kepala bagian, tapi tidak di perusahaan sebesar ini.

Di perjalanan menuju ruangan, sunghoon hanya diam mengikuti niki yang berada di sampingnya. Mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang baru menurut sunghoon.

"ini ruanganya, perkenalkan saya niki sebagai wakil kepala di cabang ini" sunghoon menerima uluran tangan niki.

"saya sunghoon" ucapnya seadanya. Niki mengangguk.

"bapak bisa lihat lihat dulu dan nanti setelah istirahat akan saya jelaskan beberapa peraturan disini"

.

.

.

.

.

"gimana kerja lo?" jake yang sedang sibuk memasak sesekali bertanya pada sunghoon yang berdiri di ambang pintu dapur.

"gak ada yang susah sih, di sana juga kayanya udah bisa berinteraksi sama gue" jake mengangguk mendengar perkataan sunghoon.

"gue tadi di marahin pak park" jawab jake dengan suara pelan.

"hah?? Kenapa di marahin" tidak ada jawaban dari jake, hanya gelengan yang sunghoon lihat.

Melihat jake yang hanya diam di tempat lantas sunghoon menarik bahunya agar menghadap kearahnya.

"kok nangiss, heii" melihat kedua matanya bergelinang air mata lantas sunghoon memeluk jake.

"gue kan gak sengajaa" suaranya parau, menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya.

"gapapa, udah jangan nangis lagi, nanti jelek" sunghoon melepaskan pelukanya lalu menangkup kedua pipi jake.

"gue gak tau lo ngapain aja, dan alasan lo di marahin apa, Tapi jangan sedih oke?" jake mengangguk.

sempurna | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang