𝗖𝗧-𝟬𝟮

25.3K 2.4K 103
                                    

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚

•••

Hari kedua Alisya menempati tubuh Bayi Aleana, tidak terlalu buruk walaupun Dia selalu merasa terlecehkan saat di mandikan oleh para Pelayan, Dia tau jika tubuh yang di tempatinya sekarang masih Bayi tapi tetap saja Dia juga malu saat harus bertelanjang di depan orang lain, Ya walau depan belakang masih rata.

Seperti saat ini, Aleana dengan tampang polosnya menatap para Pelayan yang memandikannya berbinar walaupun di dalam hati Dia mengumpat.

"Nona Aleana sangat menggemaskan." Ucap salah satu Pelayan bernama 'Arum' sambil memijit lembut tubuh Bayi Aleana.

Pelayan bernama 'Sekar' yang menggendong Aleana menganggukan kepala setuju "Ya, Nona kita sangat menggemaskan. Tidak salah jika Tuan Stevano dan Nyonya Claudia langsung menyayangi Nona Aleana saat melihat wajah imut Bayi mungil ini." Ucapnya sambil menatap gemas wajah imut Aleana.

Pelayan lain bernama 'Saras' mengambil alih tubuh Aleana yang telah selesai di mandikan, lalu di pasangkannya handuk berbahan lembut ke tubuh Aleana "Tapi, Saya sedikit kasian dengan Nona Aliana yang tidak di perdulikan oleh kedua orang tuanya." Ucapnya.

"Simpan rasa kasian lo untuk nanti, karena ini baru awal." Aleana tertawa jahat, yang sayangnya hanya terdengar gumaman lucu saja.

Saras berlalu pergi menuju kasur kecil milik Aleana yang bersebelahan dengan kasur Aliana tapi terdapat perbedaan yang cukup mencolok di kedua kasur Bayi itu. Di kasur Aleana terpasang banyak mainan mahal, bahkan ada yang terbuat dari emas dan perak. Tapi kasur milik Aliana sangat kosong hanya terdapat kasur mungil dengan di lapisi kain berwarna putih saja.

Arum dan Sekar yang tadi membantu Aleana mandi 'Pun mendekati Aleana yang saat ini sudah di tidurkan di atas kasur Bayinya dengan pakaian berbahan sutra yang sangat mahal tentunya.

Sekar menatap memuja saat melihat wajah imut Aleana, lalu tatapannya meredup saat mendengar suara tangis Bayi dari kamar mandi lain yang ada di kamar itu "Untuk apa kasian dengan Nona Aliana, Dia sangat cengeng, Kalian juga pasti tau jika Tuan Stevano sangat membenci suara tangisan Bayi."

Aleana yang mendengar ucapan Sekar atau lebih tepatnya Informasi dari Sekar segera mengingat di otak kecilnya kalo bisa Dia ingin mencatat informasi itu "Jadi Daddy Stevano ga suka suara tangisan Bayi—"

"Berarti selama jadi Bayi gue ga boleh nangis dong?"

"Anda boleh menangis Nona, tenang saja menangis itu gratis."

Aleana yang mendengar ucapan Sistem memutar bola mata malas "Mendadak muncul aja lo."

"Nona bisa memanggil Sistem jika Nona mau."

"Gue masih belum ngerti kenapa gue bisa ada di sini? Bisa lo jelasin sejelas—jelasnya!"

"Bisa Nona."

Oek Oek Oek

Aleana menggeram dalam hati saat mendengar suara tangisan yang sangat kencang, tatapan Aleana tertuju pada Aliana yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan di gendong oleh seorang Pelayan.

"Bisa tenangkan Nona Aliana? Dia sangat berisik, Nona Aleana harus tidur. Itu perintah Tuan Stevano, jika Nona Aleana sampai susah tidur karena suara tangisan Nona Aliana, Saya akan mengadukan mu pada Tuan." Ucap Arum dengan tangan bersedekap dada menatap remeh Pelayan yang menggendong Aliana.

𝗖𝗿𝗮𝘇𝘆 𝗧𝘄𝗶𝗻 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang