Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
Recomended bangett si pas baca part ini sambil dengerin lagunya.
.
.
HAPPY READING
●●🐢●●Hari Minggu yang cerah bersama sinar mentari yang menembus partikel jendela kaca dan mambangunkan tidur seorang gadis berambut panjang itu.
"Hoam!"
Gadis dengan mata masih tertutup itu kini mulai membuka matanya. Ya, dia adalah Aliqa.
Sangat berisik notifikasi yang masuk di ponsel berboba tiganya itu. Aliqa memilih mengabaikan hal tersebut dan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.
Setelah selesai, Aliqa menggunakan dress bunga lengan panjang dengan panjang roknya selutut. Aliqa menuruni tangga untuk sarapan dengan rambutnya yang belum disisir dan wajah baru mandinya.
"Pagi Bi Sri. Mama sama Papa mana?" tanya Aliqa sambil menarik kursi lalu duduk dan menyantap nasi gorengnya.
"Ke kantor Non, katanya ada meeting. Dek Naras sendiri ke rumah temannya, katanya ada kerja kelompok gitu. Tumben Non Una baru bangun?" tanya Bi Sri sambil mencuci piring.
"Hehe, iya soalnya Una lagi gak sholat, jadi bangun siang gak papa 'kan," ujar Aliqa menghabiskan makanannya dan meminum teh hangatnya.
Bukan Aliqa tidak suka minum susu seperti anak-anak lainnya. Tapi, Aliqa tidak bisa minum susu jam pagi karena akan membuat mual.
Ting dung
"Kayanya ada tamu, Bi?" tanya Aliqa sebelum menuju ketempat cuci piring.
"Iya, Non. Biar Bibi aja yang lihat ke depan," ujar Bi Sri meninggalkan Aliqa yang mencuci piring.
Bi Sri menuju ke ambang pintu masuk dan menemukan Nada, sahabatnya Aliqa. Nada tersenyum dan menyapa Bi Sri.
"Pagi, Bi. Una nya ada?" tanya Nada dengan ramah pada Bi Sri.
"Ada. Neng Nada mau masuk dulu?" tawar Bi Sri membukakan pintu selebar jalan masuk dan mempersilakkan Nada masuk mengikuti Bi Sri.
"Siapa, Bi?" tanya Aliqa sambil menolah dan menemukan Nada yang berada dibelakang Bi Sri.
"Tumben, Nad. Pagi-pagi main ke rumah gue," ujar Aliqa duduk di meja makan sambil memakan buah yang tersedia di situ.
Nada turut duduk dihadapan Aliqa.
"Disuruh kumpul ogeb! Bahas tanaman angkatan," ujar Nada yang ikut mengambil buah di meja itu dan memakannya.
"Yang bener lo? Gue siap-siap dulu," ujar Aliqa berlari menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengikat rambutnya kucir kuda.
Hampir sepuluh menit Nada menunggu, kini Aliqa menuruni tangga dengan tas serut dan celana serta baju yang sudah sesuai untuk berkebun.
"Kuy!" ajak Aliqa pada Nada. Nada bangkit dari kursinya. Mereka melangkah keluar rumah itu, namun, langkahnya dihentikan oleh Bi Sri.
"Mau kemana, Non?" tnya Bi Sri membawa pel ditangannya.
Aliqa dan Nada menghentikan langkah mereka dan menjawab pertanyaan Bi Sri.
"Ke sekolah, Bi. Ada urusan organisasi," ujar Nada.
"Eh, kalau Bibi ditanya sama papa-mama gimana Non Una?" teriak Bi Sri saat melihat Aliqa dan Nada yang sudah berada di teras.
Dengan suara keras agar terdengar oleh Bi Sri, Aliqa menjawab. "Jawabnya organisasi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Teen Fiction"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...