Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING
.
.●●🐢●●
Sinar matahari pagi yang sangat cerah. Jalanan yang cukup basah karena hujan malam tadi. Lapangan tengah yang juga masih lembab. Walau begitu, langit sangat cerah dan mentari pagi menembus setiap helai daun dan ranting. Angin berhembus sejuk membawa suasana.
"WOY! Di depan gak ada yang jagain! Adik kelasnya udah pada datang!" Teriak Meisya dengan lantang dan tangan yang masih fokus menata beberapa perlengkapan untuk upacara serah terima jabatan untuk adik kelas.
Benar. Tepat hari ini, mereka akan menyelesaikan masa jabatan mereka masing-masing. Mereka tidak akan lagi menjadi pengurus organisasi tersebut. Hanya hitungan menit lagi, mereka akan lepas dari tanggung jawab itu.
"Naufal."
Aliqa tiba-tiba menghampiri Naufal yang tengah membantu Raka menata peralatan acara seperti microphone, bendera dan lain sebagainya. Naufal dan Raka sama-sama menatap ke arah datangnya Aliqa.
"Kata Dila, kita kekurangan—"
"Heh Aliqa! Urusin dulu surat menyuratnya sana! Laporan ke Naufal begitu tugasnya Kyla!"
Aliqa tidak jadi melanjutkan kalimatnya dan berbalik arah. Teguran tadi dari siapa? Tentu saja dari Meisya. Siapa lagi kalau bukan dia.
Saat Aliqa hendak melangkah, ia di hentikan oleh Dila. Dila menatap Aliqa mengatakan tidak apa-apa. Lalu, Dila menarik Aliqa untuk menemaninya mengatakan pada Naufal.
Awalnya, Dila ingin mengatakan kepada Kyla terlebih dulu, tapi, ia tidak menemukan Kyla. Makanya ia meminta tolong Aliqa.
"Jadi, gini, Fal. Kitakan cuman punya satu kamera. Sementara Sie dokumentasi ada dua orang. Dan foto juga harus diambil dari beberapa sudut pandang—"
"Gue bawa kamera dua. Di tas, ambil aja. Sie dokumentasinya tambah satu lagi, gimana?" tanya Naufal setelah memotong kalimat Dila karena ia sudah tahu arah dan tujuan dari kalimat Dila.
"Tapi, siapa lagi satu orangnya itu? Masalahnya pada gak mau panas-panasan buat take photo nanti," ucap Dila.
Raka mendengar itu dan mendekat kearah Naufal, Dila dan Aliqa. "Gimana kalau Aliqa aja? Lo mau kan?" tawarnya pada Aliqa.
Sejenak Aliqa memikirkan keputusan yang akan ia ambil. Tanpa pikir panjang, ia setuju.
"Ya, udah, kalau gitu, lo ambil kamera di sanggar. Tau kan tas gue yang mana?" tanya Naufal.
Aliqa menjawab ucapan Naufal dengan anggukan. Ia dan Dila lalu berjalan ke arah sanggar dan mengambil kamera.
Saat berada di koridor, Dila memecahkan keheningan dengan mencurahkan kekesalannya pada Meisya.
"Gue gak suka banget sama Meisya. Sumpah, sok ngatur dan sok ngerasa paling bener gitu."
Aliqa hanya tersenyum mendengarkan curah hati seorang Dila. Tak menambahkan ataupun menyanggah sedikitpun.
"Sok paling tahu lagi. Masa dia bilang liat Naufal sama Selena jalan ke bazar. Padahal dia kan juga pulang jam 8 dari rumah Raka, katanya si jadi nyamuknya Raka sama Kyla yang lagi relationship talk gitu."
Aliqa kali ini menanggapi cerita dari Dila. "Emang Kyla sama Raka beneran pacaran ya?" tanya Aliqa.
"Kayanya si gitu, tadi pagi juga gue liat mereka berangkat bareng. Eh, btw, lo tadi kenapa bisa telat si? Terus dianterin siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Genç Kurgu"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...