Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING●●🐢●●
Setelah kegiatan kemarin, hari ini, Senin, dilaksanakan evaluasi kegitan, sepulang sekolah mengenai kegiatan kemarin. Seperti biasa mereka berkumpul di sanggar.
Sebelum menuju ke sanggar, Aliqa terlebih dulu merapikan alat tulisnya.
"Tungguin gak?" tanya Satya.
"Al, gue duluan ya?" ucap Dila.
"Gue juga Al," ucap Devanie yang diiringi oleh Meisya keluar dari kelas tersebut.
Aliqa yang hampir selesai merapikan alat tulisnya kini menatap Satya dan Fadi.
"Kalian duluan aja gue nanti," ujar Aliqa.
"Lo yakin? Katanya di kelas ini ada–"
"Gak usah nakut-nakutin deh. Sana duluan aja ntar gue nyusul," ujar Aliqa.
Mendengar itu Fadi dan Satya lebih dulu keluar kelas. Aliqa menyelesaikan merapikan alat tulisnya.
Setelah selesai, Aliqa menggendong tasnya keluar dari kelas dan tanpa sengaja ia mendapati Naufal berdiri di samping pintu kelasnya.
"Astaghfirullah. Ngapain di situ si?" ucap Aliqa dengan ekspresi terkejutnya dan menatap ke arah Naufal yang masih setia dengan wajah datarnya.
"Yuk!"
"Kemana?"
"Sanggar."
Aliqa mengangguk dan mengikuti langkah Naufal.
Horor banget bawaannya.
Sesampainya di sanggar, Aliqa dan Naufal sama-sama melepas sepatu mereka dan masuk ke dalam, di mana sudah ada semua orang berkumpul di sana.
Mereka masuk ke dalam sanggar sambil mengucapkan salam. Orang-orang di dalam sanggar itupun menjawab salam mereka.
"Asik! Pantesan diajak bareng gak mau," ujar Satya yang duduk di samping Fadi.
"Jadi, yang mana nih, Na?" tanya Meisya.
"Apanya Mei?" tanya Aliqa balik pada Meisya.
"Sama Ehsan atau Naufal?" ujar Meisya.
"Ya, Atha dong."
Bukan Aliqa, tapi, Ehsan yang datang bersama Raka. Semua mata menatap ke arah kedatangan Ehsan dan Raka.
"Langsung mulai aja evaluasinya," perintah Raka pada Ehsan.
Ehsan mengangguk dan melaksanakan perintah dari Raka.
"Selamat siang!"
"Siang!!"
"Baik, sebelumnya terima kasih kepada kakak-kakak sekalian yang sudah berkenan hadir di evaluasi dan pembangunan mengenai kegiatan kemarin. Baik, saya persilahkan kepada kalian yang ingin menyampaikan kesadaran diri mengenai kesalahan yang kalian lakukan. Silahkan, sudah besar, saya harap kalian memiliki kesadaran."
Semuanya hening setelah Ehsan mengucapkan itu. Tidak ada yang berani bersuara karena wajah Ehsan kali ini seperti sedang menahan marah. Entahlah, tidak seperti biasanya.
Karena tidak ada yang menjawab, Ehsan memutarkan pandangannya menatap satu persatu ke arah teman-temannya. Hingga matanya dan mata Aliqa bertemu.
"Aliqa, sampaikan kesadaran kamu."
Aliqa bingung harus mengatakan apa, karena ia tidak merasa melanggar aturan apapun.
"Tidak ada, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Genç Kurgu"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...