|5| Rumah Devanie

69 12 9
                                    

Jangan lupa vote & spam komennya
.
.

HAPPY READING

●●🐢●●

Ini adalah hari Minggu yang sangat cerah. Aliqa sudah menyelesaikan work out-nya dan berdiam diri sejenak untuk mendinginkan badannya.

Aliqa memainkan ponselnya dan menjelajahi sosial medianya.

Sejak tadi pagi, Aliqa belum turun ke bawah karena malas. Pasti kalau ia turun yang ada hanya merusak mood-nya saja karena perghibahan atau perdebatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Aliqa sangat tidak menyukai itu. Makanya, Aliqa lebih suka sendirian di dalam kamarnya atau keluar untuk mencari pendengaran sejuk.

"Gue berangkat sama siapa ya? Males banget kalau harus diantar Pak Wono lagi," ujar Aliqa sambil menaruh handphone-nya dan mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.

Sepuluh menit cukup bagi Aliqa melakukan ritual mandi. Kini Aliqa juga sudah mengganti pakaiannya dengan celana berwarna moca sebetis dan ia menggunakan kaos crop berwarna putih cokelat.

Dengan rambut yang diikat serta poni yang dikesampingkan menambah kesan manis pada penampilan Aliqa saat ini. Ia memoleskan juga lipbalm berwarna soft dan menjepit bulu matanya.

Selesai itu, Aliqa kembali duduk membuka group chatnya dan mencari tumpangan. Aliqa memang suka banyak tingkah. Bukan, lebih tepatnya mempersulit diri sendiri.

Aliqa menemukan kontak yang bernama Naufal Anad. Ide kreatif muuncul diotaknya. Aliqa menekan tombol chat pada kontak itu dan mengirimkan pesan.

Aliqa S hyuna

Selamat pagi naufal..

Ini aku Aliqa Una, kamu bisa tolong jemput aku gak? Kita berangkat bareng ke rumah Devanie, aku lagi ada di cafe jingga jalan soedirman.

Bisa ya??? Please,

Setelah mengetik itu, Aliqa mematikan handphone-nya dan menaruhnya di dalam tas. Aliqa berjalan melintasi Bi Sri yang sedang mengepel lantai teras.

"Mau kemana Non?' tanya bi Sri

"Ke cafe Bi. Belajar kelompok sama temennya Aliqa," ujar Aliqa bergegas begitu saja melewati Pak Wono yang sedang menyiram tanaman.

"Gak di antar Non?" tawar Pak Wono yang masih berdiri setia menyiram tanaman.

"Terima kasih, Pak. Tapi, gak usah, aku berangkat jalan kaki aja lebih sehat. Nanti jangan jemput aku kalau aku gak minta jemput ya, Pak. Takutnya teman aku pada risih karena tau aku anak strict parents dan mereka gak mau lagi temenan sama aku," ujar Aliqa dengan raut sedih bergantian menatap Pak Wono dan Bi Sri.

"Siap Non!" Pak Wono mengejutkan Aliqa dengan posisi hormatnya.

"Pokoknya walaupun Papanya Non yang bayar Pak Wono, tapi, nyonya rumah ini tetap Non Una. Soalnya Non Una gak pernah bentak Pak Wono," ujar Pak Wono.

Aliqa tersenyum sangat senang karena tukang kebun rumahnya ini bisa diajak bekerja sama juga.

"Hehe, makasih Pak, Aliqa pergi dulu, bye bye," ujar Aliqa sambil setengah berlari meninggalkan halaman rumah itu.

•🐢•

Kini Aliqa sudah berada diparkiran cafe jingga sendirian. Ia masuk ke dalam hanya untuk membeli 40 donat saja untuk dibawa ke rumahnya Devanie.

Coconut Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang