Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING
.
.
Jangan lupa putar musiknya biar makin mendalami dialog, ehe:)●●🐢●●
Aliqa melepaskan helm ojek online-nya dan tidak lupa membayar. Setelah itu, Aliqa berjalan masuk ke dalam rumahnya. Saat melewati ruang keluarga, Aliqa tak sengaja mendengarkan perdebatan orang tuanya.
"Makanya aku bilang kamu di rumah aja!"
"Kalau aku cuman di rumah gimana aku bisa beli keperluan aku dengan bebas?! Kamu aja hanya ngasih uang buat bulanan dan anak-anak. Bukan buat kebutuhan pribadi aku!"
"Kamu tuh gak bersyukur ya!"
Papanya Aliqa semakin meninggikan nada bicaranya.
"Kamu yang gak bisa ngertiin aku!"
Mamanya Aliqa juga tak mau kalah hingga meninggikan nada bicaranya.
Aliqa masih terpaku melihat perdebatan orang tuanya.
"Kamu yang gak bisa jadi istri yang baik! Lihat, anak pertama kamu, kemana dia? Jam segini belum pulang?!"
Saat mendengar ucapan papanya ini, Aliqa merasa sangat bersalah dan beranggapan bahwa karena dirinyalah perdebatan orang tuanya terjadi kali ini.
Dengan mengumpulkan keberanian dan menahan rasa sesak didadanya, serta berusaha membendung air mata, Aliqa melantangkan suara.
"MAMA PAPA! ALIQA UDAH PULANG."
Mama dan Papanya menatap Aliqa dengan pakaian yang lusuh dan rambut yang berantakan serta raut wajahnya yang pucat.
"Lihat! Dari mana kamu? Jual diri?!" bentak Papanya.
Aliqa tak menyangka bahwa Papa kandungnya akan berpikiran seperti itu terhadapnya.
Apakah tidak sepercaya itu papanya terhadap didikannya sendiri?
Aliqa memang bukan golongan anak-anak yang dekat dengan orang tuanya. Karena orang tua Aliqa sibuk dengan pekerjaan mereka.
Bahkan untuk mengatakan sesuatu saja kadang ia harus berpikir puluhan kali.
Apalagi saat berdialog dengan Papanya. Aliqa tidak bisa sebebas anak-anak beruntung diluaran sana.
Karena, Papanya Aliaa pasti akan merespon secara emosional dan apapun itu yang disalahkan tetaplah Aliqa. Lain hal dengan Naras.
Tapi, Aliqa bersyukur karena punya Mama yang bisa adil walau tidak selalu. Mama Aliqa yang selalu membuat Aliqa berhasil mengendalikan emosinya.
"Papa! Keterlaluan sama anak ya!" ujar Mamanya Aliqa berusaha membela Aliqa yang terisak ditempatnya.
"Lihat dia! Pantas gak seorang anak perempuan pulang jam segini?! Lusuh banget lagi!"
Dengan ego yang terlalu tinggi, Papanya Aliqa semakin menyudutkan Aliqa.
"Pah! Kegiatan organisasi," ujar Aliqa dengan air mata yang mengalir dipipinya.
"PEMBINA KAMU BILANG KEGIATAN BERAKHIR PUKUL 5! KAMU SAMPAI RUMAH PUKUL 8! KEMANA AJA?!"
Papanya Aliqa memang cukup dekat dengan salah satu pembina organisasi Aliqa. Tapi, yang Aliqa heran, kenapa papanya tidak bisa percaya pada dirinya?
"EVALUASI KEGIATAN PAH!"
Aliqa sudah tidak tahan dan tanpa sengaja membentak sang Papa.
Papanya yang dibentakpun mulai semakin meninggikan nada bicaranya dan membuat Aliqa tersentak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Fiksi Remaja"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...