Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING●●🐢●●
"Mulai aja dulu. Masalah bisa atau gak, itu urusan belakangan."
-Aliqa Saraswati Hyuna-
●●🐢●●
"HWAA!!"
"Eh, aduh, udah atuh, Un. Udah putus juga kan."
Suara isak tangis Aliqa makin nyaring dalam pelukan sahabatnya. Nada Mahika, itulah nama gadis yang sedang menenangkan Aliqa yang menangis sedari tadi. Nada adalah sosok sahabat Aliqa sejak mereka SMP.
Kini di bawah derasnya hujan sore minggu ini, membuat Aliqa terjebak dalam ruang sekolahnya. Sebenarnya, rencana Aliqa tadi hanya menemani Nada mengerjakan tugas ekonomi bersama kelompoknya. Tapi, Nada meminta Aliqa untuk menunggu sebentar di kala Aliqa ingin pulang.
Bukannya sebentar 5 atau 10 menit, tapi, sudah hampir dua jam. Sebenarnya tugas kelompok Nada sudah selesai 20 menit yang lalu, tapi, hujan mengguyur bumi dan membuat dua bestie itu tidak bisa pulang.
"hiks...hiks... Sumpah! Gak lagi-lagi gue jatuhin hati gue yang mungil ini ke cowo brengsek kaya Atha Farzaan! Anak setan! hiks...hikss"
Melihat sahabatnya yang sangat terlihat galau, Nada mengelus bahu Aliqa. Bukannya diam, Aliqa malah semakin menjadi dalam tangisannya. Hingga perhatian teman kelompok Nada yang juga terjebak hujan tertuju pada Aliqa.
"Kenapa, Nad?"
"Wah! Nada parah anak orang ditangisin!"
"Siapa si?"
Ya, kurang lebih ada empat orang selain Nada dan Aliqa yang berada di kelas XI IPS 1. Namun, yang melontarkan pertanyaan hanya tiga orang itu.
Nada hanya menunjukkan cengiran kudanya. Dengan bingung harus bagaimana. Nada kembali menatap Aliqa yang sudah menyandarkan tubuh dikursi kelas itu dan dengan mata kosong menatap ke depan.
"Jangan ngelamun atuh!" Nada menepuk bahu milik Aliqa, membuat Aliqa menatap datar ke arah Nada.
"Hey?"
Tiba-tiba seorang laki-laki datang ke meja mereka. Teman sekelompoknya Nada. Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu.
"Ini, buat hapus air mata," ujar cowok itu dengan senyum ramah diakhirnya.
Aliqa hanya menatap datar ke cowok itu, tanpa menghiraukan sedikitpun perkataan cowok itu. Hingga cowok itu berjalan menjauh dari Aliqa dan Nada. Aliqa menghadap ke arah Nada.
"Kasih solusi kek, Nad!"
Nada menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ya...gimana ya Un. Masalahnya udah ribuan solusi gue kasih tapi, lo tetep gak mau dengerin," ujar Nada dengan senyum masamnya.
Aliqa kembali cemberut dan menundukkan wajahnya.
"Gue si yang salah. Emang paling bener gue move on aja kali ya? Tapi, gue gak tau caranya." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Aliqa menatap ke arah Nada.
Nada seolah berpikir berat. Memikirkan solusi yang tepat untuk Aliqa.
"Bentar. Kata orang kalau kita mau move on itu, kita harus bisa menyibukkan diri dan pikiran biar cepet move on nya." Nada mengetuk-ngetuk dagunya sambil menatap kedepan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Dla nastolatków"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...