|7| Kegiatan pertama

45 10 10
                                    

Jangan lupa vote & spam komennya
.
.

HAPPY READING

●●🐢●●


Badan Aliqa terasa lelah, hangat, dan matanya yang masih sembab.

Sementara rumah sudah kosong karena Papa dan Mamanya pergi keluar kota untuk dua minggu ke depan. Mereka ingin fokus dengan cabang bisnis yang baru dibangun itu.

Sementara Naras, dia menginap di rumah tante mereka yang letaknya lebih dekat dengan sekolah Naras.

Lagi dan lagi , Aliqa hanya bersama dengan asisten rumah tangga dan tukang kebun di rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil ini.

Ponsel Aliqa sedari tadi juga selalu menyampaikan notifikasi. Aliqa berusaha mendudukan dirinya dikasur dan membuka ponselnya.

Aliqa lupa kalau hari ini adalah hari 'H'. Di mana kegiatannya akan dilaksanakan pukul 08.00 WIB, sementara ini sudah pukul 07.55 WIB.

Aliqa terpaksan kembali menghubungi Gina, izin tidak mengikuti kegiatan dan tidak melaksanakan tanggung jawabnya karena sedang sakit.

Aliqa dengan sekuat tenaga berjalan membuka kunci pintu kamarnya dan memanggil Bi Sri.

"Bi! Bi Sri!"

Ternyata Bi Sri sedang membersihkan kamar Naras yang berada tepat di samping kamar Aliqa.

"Iya, Non?" tanya Bi Sri yang menongolkan kepalanya dibalik pintu. Lalu Bi Sri berjalan menuju ke arah Aliqa yang hanya berdiri diambang pintu kamarnya.

"Ada apa, Non?" tanya Bi Sri.

"Aliqa mau ke luar ya, Bi. Mau cari udara segar. Tolong bilangin Pak Wono buat siapain mobil antar Aliqa," ujar Aliqa.

"Baik, Non. Siap!"

Sebelum Bi Sri melangkah, Aliqa kembali memanggil Bi Sri.

"Bi, emm... jangan bilangin papa sama mama ya," ujar Aliqa.

Bi Sri kembali mengangguk dan mengacungkan jempol. Bi Sri langsung melaksanakan perintah dari Aliqa.

Aliqa kembali masuk ke dalam kamarnya dan bersiap diri untuk pergi ke luar. Aliqa melaksanakan ritual mandi dan mengganti pakaiannya dengan celana kulot selutut berwarna moca dan hoodie berwarna mint serta rambut yang terikat kucir kuda.

"Dah, cantik. Otw!" ujar Aliqa menggendong tas punggungnya yang berisi laptop lalu menuruni tangga.

"Non! Sarapan dulu!"

"Gak usah, Bi! Aliqa mau sarapan di luar aja! Bi Sri sama Pak Wono aja yang makan!"

Aliqa keluar dari rumah itu dan langsung menuju ke mobil.

"Kemana, Non?" tanya Pak Wono.

"Taman kota aja, Pak. Nanti Aliqa ditinggal aja ya. Aliqa mau nenangin diri," ujar Aliqa.

Pak Wono hanya mengangguk. Pak Wono tau apa yang Aliqa rasakan kali ini.

Apapun yang dilakukan Aliqa tidak pernah Pak Wono laporkan pada Papanya Aliqa. Beliau tau Aliqa adalah anak baik yang selalu dijadikan boneka oleh papanya. Oleh sebab itu, Pak Wono tidak ingin menambah penderitaan hidup Aliqa dengan menjadi mata-mata Papanya Aliqa.

"Non, nanti kalau ada apa-apa kabari Pak Wono aja," ujar Pk Wono sambil memberhentikan mobilnya di taman kota.

Aliqa mengangguk pelan dan menuruni mobil. Walaupun kepalanya masih pusing dan badannya masih demam, tapi, bukan Aliqa namanya kalau tidak nekat mencari udara segar.

Coconut Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang