|30| Pengembalian Kaos

18 3 5
                                    

Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING
.
.

●●🐢●●

Langkah kaki yang berlomba dengan waktu. Deru napas yang menghirup udara sejuk dan langit yang samar-samar menampilkan sang surya.

Dua bersaudara yang kini sudah berada di lapangan basket. Setelah menghabiskan lari sejauh 200 meter, mereka berdiri ditepian lapangan basket dan melihat ada bola basket yang terdiam di sudut lapangan.

Mereka berdua saling menatap, lalu berlari untuk mendapatkan bola tersebut.

"Yeay! Gue dapet!" ujar Naras sambil menjunjung tinggi bola tersebut.

Dengan raut datar, Aliqa merebut bola itu. "Yang paling banyak masukin bola ke ring dia menang," ucap Aliqa sambil men-drible bola tersebut.

"Yang kalah traktir makan sushi!" ujar Naras sambil mengejar Aliqa. Aliqa mengacungkan jempol kirinya.

Mereka berdua berlari dan saling berusaha untuk mengambil alih bola dan memasukkan bola ke dalam ring.

Hampir satu jam mereka habiskan untuk berlomba memasukkan bola ke dalam ring, hingga akhirnya mereka merasa lelah dan memilih merebahkan diri di tengah lapangan basket dan mata memandang langit yang sudah mulai cerah.

"Kakak kalah," ucap Naras sambil mendudukkan dirinya.

Aliqa juga bangun dari rebahannya dan menatap Naras. "Makan sushi?"

Naras mengangguk dengan antusias. "Tanpa Pak Wono," ucap Naras.

Aliqa mengangkat kedua alisnya. "Oke. Buat makan siang aja ya," ucapnya.

Naras melambaikan tangannya. "Makan malam."

Aliqa menghela napas, menghadapi adik perempuannya ini memang cukup menguras emosional. Aliqa bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan lapangan basket. Naras mengikuti langkah kakaknya. Mereka berdua berjalan menuju pulang ke rumah mereka.

Setelah membersihkan diri, Aliqa dengan pakaian santainya menuruni tangga menuju ke dapur dan mendapati Bi Sri bersama seorang wanita paruh baya yang dari helaian rambutnyapun Aliqa sudah tahun siapa.

"Mama!"

Aliqa berlari menuju wanita yang ia panggil mama itu. Mama Aliqa pun berbalik dan menyambut Aliqa dengan pelukan hangatnya.

"Kapan mama pulang?" tanya Aliqa.

"Baru aja," jawab Mamanya.

Aliqa mengangguk lalu berjalan dan duduk di kursi meja makan. Mama yang melihat itu mendekati putrinya. "Kamu gak mau nyambut Papa?"

"Kan udah ada Naras," jawabnya sambil memakan anggur yang ada di keranjang buah di meja makan tersebut.

Mama menghela napas. Ia menatap wajah putrinya tersebut, ia melihat ada kasih sayang dan kebencian diwajah putrinya. "Na. Mau bagaimanapun-"

"Aliqa tahu. Papa mau yang terbaik buat Aliqa, tapi, dia gak peduli sama Aliqa. Dia cuman peduli sama Naras dalam segi apapun," ucap Aliqa lalu tersenyum dan menatap wajah mamanya. "Tapi, Aliqa beruntung punya Papa yang tulus dengan caranya sendiri, apalagi ketulusan Papa ke Mama."

Mama terharu atas kalimat terakhir Aliqa. Ia memeluk Aliqa, pun dengan Aliqa, ia membalas pelukan mamanya dengan penuh cinta.

"Ma, makan siang pakai apa?" tanya Naras yang datang bersama dengan Papa dan duduk di meja makan tersebut. Mama dan Aliqa melepaskan pelukan mereka.

Coconut Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang